Saturday, August 01, 2015

cinta ada apanya?

menyukai saja memang lebih mudah, tapi merawat benih suka itu menjadi cinta bisa lebih rumit dari matematika. ada yang kurang (dari pasangan) tapi sukar diterima. adapula yang lebih, tapi ternyata itu saja belum cukup. ada yang cinta buta, menolak bicara logika karena kalah telak oleh rasa .

lupakan sejenak romansa saat cinta hadir berkesan lewat mata saat saling tatap, debar hati ketika wajahnya selibas nampak meski dari kejauhan, atau sehangat genggaman tangan dan pelukan hangatnya saat hujan menderas di depan teras rumahnya, semasa pacaran dulu.

cinta bukan pula patung abadi yang sesekali kamu tengok, hanya untuk sekadar dikenang. dia selayaknya manusia, tumbuh subur, tapi bisa juga kering lalu mati.

sadarilah, hidup tak selalu semulus paha ayam, situasi yang tidak diharapkan muncul pastilah melahirkan tuntutan. inilah saatnya kadang cinta juga butuh diuji, seberapa kuat ia berada dalam situasi apapun.

tak pelak, ketika akhirnya muncul tuntutan di sana dan di sini, cinta pasti akan kembali dipertanyakan, 'kamu cinta aku apa adanya atau ada apanya, sih?" yang begini ini yang berpotensi munculnya penyakit gamang dan komplikasi galau tingkat akut.

tapi faktanya, sebagian dari mereka di luar sana mengharap lebih dari pasangan tapi malas mengoreksi kekurangannya sendiri. enggan mengakui kelemahannya, dan lebih suka sibuk mencari kesalahan pasangan. "sebentar, bukankah cinta itu tentang kita, terus kalau aku yang berjuang sendiri, itu namanya apa?"

oke, cinta saja memang tidak cukup. itulah kenapa ungkapan 'jangan sampai dibutakan cinta', terdengar benar. perlu hati yang besar untuk menampung kenyataan perasaan yang ternyata tak seperti yang dimaui. ada yang pilih mundur teratur, tapi masih banyak yang mau dan sungguh-sungguh berjuang sama-sama untuk saling memperbaiki diri.

ada baiknya jangan 'membaca' tuntutan semata sebagai keterpaksaan,  siksaan dan derita. masih banyak yang pada akhirnya hidup lebih baik dengan masa depan yang cemerlang karena 'membaca' tuntutan pasangan dari sisi yang berbeda. jelas itu bukan sulap, bukan pula sihir. semata-mata karena cinta yang mendewasakan.

berarti benar dong apa kata teman saya, "selama tuntutan apapun dari pasangan masih bernada wajar dan itu baik, kenapa tidak?"

* untuk soal di atas saya setuju dengan Tulus


Monday, June 15, 2015

Angelina Sayang, Angeline Malang

Angelina Jordan
tubuh kecilnya dibalut dress putih, sepasang mata sayu miliknya cemerlang memancar haru. rambutnya digerai, sedikit berantakan. bahkan bernyanyi tanpa alas kaki, ia hadir menjadi dirinya yang tak biasa. lalu dengan menjentikkan tangan mungilnya, gadis kecil itu meminta band pengiring memainkan musik. 

Gloomy Sunday terdengar begitu naif saat dinyanyikannya - tapi, jika boleh ikut mengapresiasi, gadis itu berhasil  melampaui Billie Holiday, pendahulunya. Angelina, nama gadis itu - mungkin saja tak pernah membayangkan akan seterkenal sekarang karena sanggup mencuri perhatian juri.

gadis kecil Norwegia itu selayaknya kanak-kanak yang polos. mungkin seperti juga Kinar, putriku, yang gemar merajuk dan pernah marah karena mainannya direbut paksa. ya, karena kepolosan kanak-kanak adalah barisan wajah-wajah yang sanggup membuat kita menaruh haru. membelai nurani kita untuk mengasihi. tapi kadang memang tak selalu begitu.

ada mereka di luar sana, menyebut dirinya sebagai manusia tapi sifat ke-manusia-annya mengalami krisis akut. ada mereka yang dekat memberi hangat tapi tajam mengintai. merenggut paksa kepolosan itu. bahwa yang polos cenderung lemah lalu lebih mudah dibinasakan.

kali ini pusat itu tertuju pada  Angeline. miris, yang kita dapat di negeri sendiri. kepergian Angeline yang terlalu cepat amat disayangkan. ia dielukan, dikasihani justru karena jasadnya telah ditemukan.
bukan kesengajaan, Angelina dan Angelina punya nama yang hampir mirip, usia yang sebaya dan sosok yang sekilas mirip. meski nasib dan takdir tak membawa mereka pada jalan yang sama.

Angeline

Angelina dilimpahi hidup yang begitu mudah terbalik menyenangkan. tapi tidak pada Angeline.
dilahirkan dalam kondisi ayah ibu yang papa, Angeline menjalani takdirnya. begitu ironis, rasa percaya dan harapan yang ditanamnya, dimatikan begitu saja oleh orang-orang terdekat - keluarga yang pernah mengangkatnya dari jurang kemiskinan.

Angelina dan Angeline ibarat dua sisi mata uang. keduanya tak pernah ingin memilih akan jadi seperti apa.  Angeline pergi karena hidupnya suram, dan Angelina menyanyikan kepahitan itu untuknya.

Angelina selayaknya kanak yang dihujani dukungan orang tua, dilimpahi kasih sayang berwujud hati lembut yang dirajut bersama doa di setiap langkahnya. sayang, semua itu hanya sebatas harapan yang terkubur bersama mimpi abadi Angeline.

Angeline telah tiada. dan simpati menderas dari segala arah. masyarakat berduka tapi ujungnya lalu sibuk menyalahkan pihak lain adalah menggelikan. ya pantas, karena memang selalu mudah memberi cap buruk pada orang lain.

tapi, sebenarnya sudahkah kita belajar dari kisah pilu Angeline. jujur, mungkin saja kita pernah tidak sengaja melontarkan intimidasi verbal dan mental pada buah hati sendiri. tapi terlambat kita sadari, kita sudah menciptakan generasi rapuh dan gloomy.

lantas, masihkah akan ada Angeline lain di luar sana yang terancam di lingkungan terdekatnya sendiri? semoga jangan.


Tuesday, March 17, 2015

DJ Perempuan, Sekadar Sensual di Belakang Turntable?

DJ Delizious Devina
Kota metropolitan di malam hari makin semarak ketika night club mendongkrak semangat para pecinta pesta untuk tetap melek sampai pagi. DJ menjadi bintangnya. Dan kita cukup tahu, dulu DJ Riri, DJ Winky atau DJ Bone menjadi raja di belakang turntable mereka.

Mempekerjakan mereka tidak murah karena mereka telah mengumpulkan penggemar setia yang mengikuti ke manapun mereka berputar. Untuk sementara waktu, DJ laki-laki mendominasi pemandangan. Tapi sekarang tidak lagi. Perempuan mulai mengambil alih turntable.

Ya, Disc Jockey (DJ) bukanlah suatu pekerjaan formal jika mau dibilang begitu, karena memang tidak mengenal jenjang karir. Dulu, kita hanya tahu turntable (alat pemutar electro music) hanya dimainkan pria.

Namun, tak dipungkiri gemerlap dunia malam kota metropolitan adalah milik mereka yang mencintai kebebasan, semangat dan gairah hidup. Tak hanya pria, perempuan juga berada di sana.

Mereka datang menyemangati para pecinta party yang have fun go mad on the dance floor. Bergaya seksi, melecut gairah, DJ perempuan memutar musik dari turntable yang mereka mainkan. Dan, dunia malam menemukan atmosfer barunya. Segar dan penuh gairah.

Kata pria

Pemain perempuan di belakang turntable jelas lebih menarik, karena sensualitas yang dimilikinya. Wayang, produser musik mengatakan, "perempuan terjun di dunia DJ hanya memanfaatkan peluang, karena dunia malam butuh sosok pengantar fantasi."

Namun, Wayang khawatir banyak dari DJ perempuan sebenarnya tidak terampil memainkan turntable, "DJ perempuan kebanyakan hanya memanfaatkan turntable sebagai ilustrasi. Apalagi bagi penyuka musik pasti tahu betul beda musik olahan DJ dengan yang hanya sekedar mencari sensualitas."

Sementara menurut Ryan, pengunjung klub sebenarnya tak terlalu ambil peduli soal kualitas DJ perempuan, "Apakah kita benar-benar peduli tentang jenis musik yang mereka mainkan saat kita mabuk?"

Dia menambahkan salah satu alasan mengapa DJ perempuan yang mendapatkan tempat untuk beratraksi saat ini adalah karena daya tarik seksual mereka.

Lain pula apa yang dikatakan Pradhika Ahardi. Pria yang sudah menggeluti dunia DJ lebih dari lima tahun itu mengaku tidak merasa terancam dengan semakin menjamurnya DJ perempuan di berbagai klub. Ia percaya pada akhirnya DJ yang sukses akan dinilai berdasarkan pengalaman dan kualitas pekerjaan mereka.

"Beberapa DJ perempuan hanya beruntung memiliki sesuatu yang tidak dimiliki DJ laki-laki, yaitu aset fisik. Tapi yang terpenting, mereka juga harus terus belajar teknik memainkan turntable."

Mia Moretti, salah seorang DJ perempuan yang sudah terkenal di negaranya mengatakan untuk menjadi sukses dalam dunia DJ yang digelutinya saat ini, ia terus menantang dirinya untuk menjadi yang lebih baik dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.

Dalam pengakuannya, seperti dilansir dari marieclaire.com, dirinya sadar ada beberapa orang yang meragukan kemampuannya sebagai DJ. "Mereka (para pria, red) hanya melihat karena saya seorang perempuan, tidak lebih dari itu. Sayang sekali," ungkap Mia.

Mia membagi nasehatnya untuk perempuan-perempuan yang bercita-cita menjadi seorang DJ, "Banyak berlatih. Kamu harus menjadi master dari turntable yang kamu mainkan. Jelajahi genre musik baru, temukan band-band baru, dengarkan DJ lain. Lakukan sesuatu setiap hari untuk menjadi lebih baik."

Stigma negatif

Saat ini, sebagian besar klub-klub mulai banyak meng-hire DJ perempuan karena tahu bahwa mereka adalah aset terbaik untuk menyedot lebih banyak pengunjung klub. Itu karena DJ perempuan pintar berdandan, dan tak pernah tampil membosankan.

DJ perempuan dianggap lebih baik dalam sinkronisasi diri dengan musik yang diputarnya. Mereka, (DJ perempuan, red) juga tidak malu menari dengan para clubbers.

Sementara Anita, yang dikenal dengan nama panggung DJ Anita Liang mengatakan, karena pengunjung klub lebih banyak didominasi laki-laki, "dan mereka semua ingin melihat wanita cantik," kata DJ asal Semarang itu.

Kalau sudah begini, DJ perempuan lantas hanya dianggap sebagai pusat perhatian yang mengumbar sensualitas. Anita berpendapat, "Saya pikir wajar jika saya berdandan, karena saya perlu untuk terlihat bagus, karena saya menjadi pusat perhatian."

Tak ayal, wanita dan dunia malam memang sudah terikat erat dengan stigma buruk. Narkoba, merokok, seks bebas. Anggapan miring itu tentu saja juga pernah menghampiri Devina, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung DJ Delizious Devina.

Dia pun menepis stigma dunia malam identik dengan hal negatif, seperti akrab dengan narkotika dan obat-obatan berbahaya. Ia cukup membuktikan diri bahwa anggapan buruk orang terhadap dirinya adalah salah besar.

Terbukti, ia mampu menorehkan prestasi di dunia DJ dengan menyabet gelar Best Local DJ Performance Beat Magazine 2006 dan Best Female DJ Redma Awards 2009, serta sederet prestasi lainnya. Devina juga telah menghasilkan beberapa karya lagu dari hasilnya 'nge-DJ', yang bisa dinikmati di laman pribadinya, djdeliziousdevina.com.

Hal ini menjadi pembuktian buah dari konsistensi Devina dalam mengejar mimpinya di dunia DJ. Wajar saja, jika sekali manggung bayaran Devina mencapai jutaan rupiah. Bahkan untuk special event bisa sampai puluhan juta rupiah.

Sementara, rekan Devina yang juga pentolan Duo Ratu, Maia Estianty lebih memilih menjadikan dunia DJ sebagai hobi saja. "DJ itu  hanya hobi dan kalau ada yang menanggapi aku terima job-nya, aku juga berangkat bukan untuk mencari uang," ujarnya.

* pernah diunggah di sini










Thursday, March 12, 2015

laguku, lagumu?

mencipta sebuah lagu itu seperti merajah tattoo ke tubuhmu dengan sadar tapi bekasnya sulit hilang. jadi penanda, semacam memorabilia, bahwa di perjalanan hidupmu harus ada yang bisa dikenang. tentang seseorang yang spesial.
tapi akhirnya menjadi tak berguna, sia-sia, manakala kenyataannya di tengah perjalanan, mimpi dan asa yang kamu rajut dan tertuang dalam lirik-lirik indah itu tak lagi punya arti bebarengan dengan berakhirnya hubungan yang terjalin.

seperti juga Anang yang menyuguhkan nuansa romantis dalam album "Cinta". menghadirkan lagu "Berartinya Dirimu", salah satunya. ia sadar saat itu kehadiran istrinya Krisdayanti (KD) dalam hidupnya begitu berarti.

namun setelah 13 tahun menikah, lagu ini jadi tak lagi memiliki "chemistry" nya, hilang bersama dengan kenangan yang dibawa. Anang dan KD berpisah jalan. menemukan tautan hati yang lain. seperti juga pengelana, Anang kembali menandai perjalanan hidupnya saat bertemu Syahrini.

lagu "Jangan Memilih Aku" pun sontak booming. mencuatkan nama Syahrini ke permukaan. ia yang biasa mendadak luar biasa. masyarakat saat itu bahkan 'merestui' Syahrini sebagai pengganti sosok KD. Anang tahu bagaimana tampil kembali dan memetik kesuksesan sekaligus kecipratan gosip dari duetnya dengan Syahrini.

dan, lagu memang media tepat untuk saling berbalas pesan. entah apa yang membuat Anang melepas Syahrini, toh akhirnya Syahrini mencoba menjawab rasa penasaran publik dengan mengirim pesan dalam lagu jagoannya, "Kamu yang Memilih Aku". lagu yang dirilis, setelah hubungan kerjasama keduanya berakhir.
saya pernah bercanda di status saya tentang fenomena "berbalas lagu", waktu itu tebakan saya setelah pernikahan Anang dan Ashanty keduanya bakal merilis lagu duet bareng. judulnya pun tak jauh dari kata "memilih". and voila, benar adanya. Anang dan Ashanty menjagokan "Aku Memilihmu". penanda, Anang telah memilih Ashanty.
selalu ada pesan yang tersurat dalam lirik setiap lagu yang kita dengar. "pesan lagu kenangan bersama mantan yang diperdengarkan kembali meski sudah berganti pasangan, toh tak menjadikan kamu sekedar "orang kedua", begitu kata seorang teman.
bukan kenangan yang dipermasalahkan, tapi kenapa tidak mengambil intisari dari lagu itu? lupakan saja dia pernah menyanyikan sebuah lagu sebagai kado ulang tahun untuk kekasihnya, dan lagu yang sama itu kembali ia nyanyikan untuk kekasih yang lain. "lagu boleh sama, tapi diperuntukkan untuk seseorang yang berbeda, sah-sah saja kan? tak mengubah apapun. kenangan dia sudah habis, tapi aku menjadi baru bersamamu, meski dengan lagu yang sama"
apa pula, bisa mengklaim sebuah lagu sebagai kenangan yang tak boleh diperdengarkan untuk orang lain? bukannya tak ada hak apalagi royalti yang kita terima? apalagi, kita sekedar pendengar, penerima pesan. dan menjadikan pesan dalam lagu itu pembelajaran.
entah dengan siapa kehidupanmu selanjutnya akan berjalan, bagaimana akan berakhir, dan lagu jadi penandanya, lagu hanyalah lagu. nikmati saja.
 #latepostpakebanget

Tuesday, March 10, 2015

sepatu malang, dibuang sayang #episode gudang

sudah banyak barang masuk, dijejalkan di sudut-sudut ruang. terus bertumpuk dan meninggi yang akhirnya tidak pernah tersentuh. parahnya, yang baru dan lama tak lagi terlihat beda. seperti memilih dara atau janda, jejaka atau duda. hanya beda di kesing saja. dari mulai kompor gas oleh-oleh doorprize jalan santai, panci masak multifungsi ratusan ribu sampai buku jaman sekolah hingga barang pecah belah hadiah pernikahan kita.

masih ada sepeda roda empat si sulung. nasibnya sama seperti bangunan lama tak bertuan. mangkrak, karena si tuan ternyata lebih gemar corat-coret daripada bersepeda keliling perumahan.
 
benar kata simbah. jangan dulu percaya punya segalanya akan membuat hidup menjadi lebih mudah. ketika semua barang dianggap sama penting tanpa mempertimbangkan kegunaan dan frekuensi pemakaiannya, yang ada hanya setumpuk masalah. sesulit membeli lalu dengan mudah membuangnya ke gudang, "disimpan dulu, baru kalau sudah lumutan dan berkarat, jual ke tukang rosok." ulala

fungsi gudang pun tak lagi berjalan sebagaimana mestinya. hanya menampung barang sementara, sebelum berakhir di tempat sampah. lucunya, barang baru bisa kalah pamor dari barang-barang lawas.

awalnya dari agenda minggu bersih-bersih. sasaran kali ini mensortir barang masuk dan barang keluar di gudang, yang alhasil tetap saja barang lama dibuang sayang.

seperti menemukan harta karun, terjaringlah kacamata vintage jaman tren kacamata bingkai tebal ala vokalis weezer, album koleksi perangko jaman SD, koleksi pensil beraneka rupa dan warna, (bagaimana bisa ya gudang rumah saya lebih mirip pasar barang bekas?). ditemukan juga sepatu boot plastik warna kuning cerah sampai sepatu kulit asli customize (yang ini sungguh keterlaluan yang adalah punya saya). ooh poor shoe

sudah bukan lagi rahasia umum, saya memang penyuka sepatu. tapi hanya karena lecet di tumit kaki, rusak sudah mood saya tampil kece. (dan) hanya karena tidak tahu bagaimana memperlakukan sepatu kulit, akhirnya ya digudangkan saja. sungguh very-very bodoh.

beruntung, sepatu malang tak selamanya malang. ia kembali naik kasta, keluar dari persembunyiannya. si tuan memutuskan untuk tidak membuang, sayang (katanya). sedikit sentuhan sana sini, dibantu bapak suami dengan pengetahuannya soal kulit dan polesan sana sini untuk perawatannya, tadaaaa...sepatu termalang siap tampil kece.

ini hanya sekelumit dari kisah sepatu yang terangkat derajatnya dari lembabnya gudang. mungkin masih akan ada kisah panci multifungsi yang belum tahu kapan akan dipakai masak atau jangan-jangan water jug hadiah pernikahan kami sudah beranak-pinak di dalam sana, ya? hahaha

Saturday, March 07, 2015

santo mario

siapa yang dicari mini kalau sudah begini. leo kembali pulang pada cintanya yang hilang, padahal mini sudah lagi tak merasa sepi.

"sudah kubilang kan, jangan cari masalah dengan menghadirkan dia di hidupmu...," perang batin mini menghadirkan sakit yang luar biasa perih.


dan hanya nama itu yang sanggup menjadi obat. santo mario. "oh damn, how i can miss you mario," mini berlari mencari sang bijaksana.

mario memiliki senyum semanis pagi. setenang senja, ia akan memberimu pelukan dan saran secukupnya, jika diminta. tapi berhati-hatilah dengan sepasang mata magis itu, mario sanggup menghisapmu bulat-bulat sampai kamu lemas. tubuhnya atletis meski jika ditebak mario tak begitu menyukai olahraga. anggap saja dia punya nasib yang sama dengan Tom Cruise. menawan, penuh kharisma.

mini tak pernah begitu penasaran dengan orang yang baru dikenalnya sepuluh menit yang lalu. tapi tidak dengan mario. dia serupa kotak misterius. sayang, belum ada satupun yang bisa menemukan kunci pembukanya.

"kamu tidak bosan hidup sempurna dalam sepi, wahai santo mario,?"  mario seperti menikmati hidup dalam cangkangnya. rela menarik diri dari bisingnya dunia, dan memilih tidur sampai pagi. sampai dia siap kembali menemui kenyataan.

"aku tak butuh orang tahu banyak tentang aku, mini, tapi mengenalmu, aku mau..." sapa pertamanya sore itu di kotak chat. mini kaget lantas terkekeh. "hanya penasaran yang dibalut iseng bertanya, lupakan saja," mini mencoba rileks menanggapi feed back mario yang terkesan serius.

"sama seperti juga kamu yang iseng bertanya, kadang aku juga iseng membuat teman-temanku percaya bahwa penilaian mereka tentang aku selama ini benar," mario mulai membuka diri.

tak ada orang yang benar-benar menjadi dirinya sendiri. saat dibutuhkan lingkungan sosialnya, seseorang bisa saja hadir sebagai sosok yang bukan dirinya.

"aku rasa kamu juga akan melakukan hal yang sama, bukan begitu, mini?," mario menelisik.

mini terperangah tapi pasrah tabirnya terbuka. ia sudah belajar menjadi apa yang diingini leo. dari mulai mengabaikan logika hingga membenarkan pilihannya bahwa leo yang sejujurnya mampu membuat hati mini hidup.

"lalu, bagaimana perang dingin kalian, sudah usai?," mini yang ditanya hanya tersenyum getir. tak banyak yang tahu, tapi mario tahu banyak soal keduanya.

leo membagi rahasia kisahnya bersama mini, dan hanya pada mario semua cerita terurai. leo pun tak perlu tahu, mario menempatkan mini di singgasana teristimewanya.

"mini tahu yang terbaik untuk dirinya, dan aku hanya perlu menjadi sayap untuk merengkuhnya saat terjatuh nanti," entah terbuat dari apa hati mario, ini pilihannya.

kadang, ada saja orang yang menganggap mario punya kepribadian ganda
. tiba-tiba bersinar, lalu padam, tenggelam masuk ke cangkangnya. inilah cara mario mencintai hidupnya meski dia tahu batasannya

"aku tidak hitam, bukan juga putih. aku si abu-abu" sabda mario si pengamat yang suka mencari nyaman. "kamu itu perpaduan art, adventure, love and respect. sadari itu mario," puji mini.
 
mario lah pendengar, penumbuh semangat mini, yang selalu tahu bagaimana membuat tangisan mini berubah senyum. "lalu, sampai kapan kamu akan seperti ini, berdiam di duniamu sendiri, sementara di luar sana, ada yang menunggumu untuk dijemput,?" mario yang ditanya lagi-lagi hanya membentangkan senyum semanis mungkin. senyum yang melahirkan banyak tanya.
 











Wednesday, February 18, 2015

sampah berkah, sampah serapah

pernahkah kamu merasa jadi orang yang tidak sehat? menumpuk pakaian, contohnya. hanya karena terlalu gila setiap ada apdet fashion terbaru, kebiasaan mematut diri di depan almari kerap kambuh. membuat kita lantas terlihat tua, karena selalu lama memilih mana baju yang masih bisa dipakai, dan mana yang sebenarnya sudah tak lagi muat di badan tapi masih juga disimpan. betapa sampah ada di mana-mana, tetapi kita sering menganggapnya sebagai barang yang berguna.

sedari awal soal "sampah", kita memang seharusnya tegas, setegas Jendral berkata "tidak!". jangan tiru bagaimana pemerintah yang tak juga pintar menyelesaikan masalah sampah di negeri ini. sampah hanya jadi berkah bagi tukang sampah dan tukang loak. dan kampanye go green seperti percuma, sekedar slogan, tak juga bisa meredam tingginya sampah. kecintaan pada lingkungan malah bergeser dengan menciptakan sampah-sampah masalah warga yang mendiami bumi ini. go green jadi go blind.

tahu kan ya, hidup ini berjalan juga dilandasi nasihat ekonomis. "dahulukan kebutuhan daripada kepentingan". senada dengan pesan, "mau hidup selamat, pintar-pintarlah berhemat". atau "mau hidup berkah, ya jangan cari masalah." seperti halnya tak hanya perkara sampah baju, pilihan hati bisa pula berpotensi menjadi sampah.
coba hidupkan lagi memori daun pisang, bagaimana dulu kita pernah begitu butuh pada pasangan. tapi saat hati mendadak disiram sejuknya tatapan mata 'sang menawan' di seberang sana, kebutuhan hati lantas bergeser tempat. yang dulu penting menjadi tak lagi penting. yang bukan apa-apa jadi 'sesuatu banget'. dan hati bersiap mengalami perputarannya di recycle bin.
saat jaman berganti, saat hangat berganti basi, saat semua tak lagi sama, saat mulut manisnya kini kerap mengeluarkan sampah serapah, di matanya kamu tak lebih dari sampah. hatimu dan hatinya lalu hanya dipenuhi sampah kebencian yang menggunung penuh sesak, dan hampir meledak. sampah yang baunya dulu kamu tutupi dengan ragam kepura-puraan di depan pasangan. sampah yang sebenarnya tetap sampah tapi kamu salah kira menganggapnya bisa didaur ulang.
ya, karena selalu ada banyak ingin. tapi ingin pun sekedar ingin jika kita hanya ingin menyentuh langit. padahal ada kebutuhan penting lainnya menunggu dipenuhi. sama halnya dengan Siti yang sudah dinikahi Bejo lima tahun, sementara Bejo masih terobsesi Olla Ramlan, tetangga seberang rumah. padahal Siti jelas nyata ada bersamanya, sementara Olla hanya bayangan maya, yang hanya sesekali mampir di imaji saat sesi onani. Bejo tak sadar, dirinya sudah memelihara sampah batin. yang berpotensi merusak hidupnya sendiri, menggerogoti tubuhnya sampai ke sumsum tulang.
sekali lagi, hati mana yang mau dijadikan tempat buangan 'sampah' berbau? atau sudah siapkah merasai hidup tidak sehat karena kerap 'menyampah'?

nb: senang bisa 'menyampah', tanpa perlu pakai sumpah serapah, ahahahaha

Wednesday, February 11, 2015

teras rumah

derik jangkrik, kodok mengorok memecah sunyi, sementara entah berapa kali hujan dan senja begitu teramat syahdu ketika dinikmati dari kursi teras rumah. ditemani sepiring rondo royal, dan teh hangat, pembicaraan mengalir, sambung menyambung. kalau tak ada suguhan pun tak apa. ada kamu, aku dan kita adalah indah.
sapa, salam dan senyum pada tetangga yang lewat di depan rumah pun adalah berkah. rasa nyaman bahwa kita masih bisa berbagi pahala meski itu hanya seulas senyum atau sapa hangat dengan tetangga. kalau berkenan, ajak juga tetangga menikmati buah lebat mangga meranum yang tumbuh di teras rumah. "nanti kalau sudah berbuah, saya bagi." ini janji. bukan basa-basi.
teras rumah inilah area penyambutan. bisa kulihat cemas, gemas, saat suami yang pamit pulang awal, ternyata hingga Maghrib tak juga pulang. "aku sudah menunggumu dari tadi. kamu tahu kan, aku sangat cemas," dan pada akhirnya cukup lega mendapatinya baik-baik saja. ya, teras rumah adalah saksi atas kecemasan. atas suka cita itu.

yang ditunggu pun akan merasa sangat bersalah dan berjanji, "maaf ya, bikin kamu cemas. aku pastikan tidak ada lain kali."
jika ruang keluarga tak lagi membawa kehangatan, jangan dulu saling menyalahkan antara suami dan istri, anak dengan ayah dan ibunya. barangkali perlu ditelisik, suguhan di layar kaca bisa jadi tak lagi menarik. sinetron kejar tayang sarat manipulasi, dan konspirasi. duh, gosip-gosip yang dibawakan pembawa acara bernada pedas itu pun lebih banyak mengadu domba dan hanya menelanjangi aib orang. belum lagi berita yang isinya bisa ditebak. kenaikan sembako, demo buruh, korupsi, apalagi? semuanya hanya berakhir pada kalimat menenangkan: pemerintah berjanji.
kenapa lantas mencari hangat dan nyaman di luar, jika teras rumah bisa memberikan semua itu?

ada banyak rumah bagus dibangun, tapi toh hanya jadi sekedar rumah, tanpa makna. semakin terlihat dingin, karena terasnya kosong. tak ada kursi, apalagi sekedar bangku. lampu teras selalu menyala meski itu siang hari. si empunya rumah sepertinya memang sangat sibuk. jarang pulang mungkin, atau tak pernah terima tamu.

dan aku masih selalu membayangkan di teras rumah itu anak-anak berlarian kecil di taman, ditemani ayah dan ibu duduk di kursi teras sembari ngobrol dan baca koran sore. lagi-lagi, aku merasa ada banyak cinta yang bisa dibangun. dan semuanya bisa dimulai dari teras rumah.
aku pantas malu, karena akrab dan hangat justru jamak begitu kentara di gubug-gubug papan di sepanjang bantaran sungai di pinggir kota. tak ada batas antara mereka. satu rasa, satu asa, satu cita-cita. bertahan di tengah kerasnya ibu kota. masih bagus, mereka masih punya waktu bercengkerama dengan tetangga, dan keluarga.
karena hanya ada rumah sepetak, maka teraspun boleh berbagi. yang penting tetep asik. emak-emak gerah yang berkutang duduk santai di depan rumah, saling bantu cari kutu rambut sembari berkeluh kesah soal harga cabai yang makin sombong. meninggi tak juga mau turun.

lalu, apalagi yang lebih indah dari sebuah teras rumah?

Monday, February 02, 2015

cemburu

perempuan dan laki-laki setengah baya yang duduk di seberang meja kafe itu saling tatap. laki-laki itu sengaja mengajak perempuannya ke sana. katanya, ada es krim favorit berdua yang bisa mereka habiskan sama-sama sambil bercanda.

tatapan mata perempuan itu seakan merajuk, ketika laki-lakinya menggoda, urung menyuapkan sendok ketiga banana split yang meleleh di atas piring mereka.

ya, ya, si perempuan berbaju terusan polkadot itu memang punya senyum yang menggemaskan.

"aku tak memiliki senyum semanis itu, pantas Hans selalu kangen dengan senyum perempuannya ini," Mita membatin.

masih Mita memperhatikan keduanya dari balik jendela butik yang berhadapan dengan kafe itu. tiga tahun sudah perempuan itu hadir di antara mereka. laki-laki itu suamiku. Hans selalu tahu bagaimana membuat perempuannya itu nyaman dan merasa tenang. dan baru ini Mita melihat senyum Hans begitu sumringah. lepas, natural.

"aku rela perempuan itu mencuri hari-hari suamiku. aku rela suamiku lebih memilih tidur bersamanya. aku relakan juga bahu suamiku kelak akan menjadi sandarannya. saat perempuan itu mulai mengerti cinta, dan dia punya suamiku yang menguatkannya."

"aku cemburu, tapi rasanya ini membahagiakan. suatu saat ketika cinta ini aku lepaskan, mereka pasti akan bisa saling menjaga." Mita tersenyum, berjalan tenang menghampiri keduanya.

"sudah makan es krimnya?, yuk kita pulang," ajak Mita.

Kenes memegang tangan Hans, dan memberi kode agar Hans menggandeng Mita.

"i'm so tired, i wanna go home, mommy..." Kenes manja pada Mita.

ketiganya berlalu meninggalkan kafe, meninggalkan senja. menyisakan harap Mita pada sepiring banana split, dan waktu yang bersedia memberi Hans dan Kenes ruang untuk kembali bercanda.

"karena aku tak akan pernah selamanya ada di antara kalian..."

Sunday, January 11, 2015

mudik dan kenangan

ada yang tertinggal dan sulit lupa, ia biasa dipanggil dengan kenangan. siapapun memiliki hak mengikat dirinya dengan kenangan. dan pulang adalah perjalanan indah menuju ke sana. ya, ke mana lagi kaki melangkah, jika rumah, tempatmu dibesarkan, kini semakin jauh dari pandanganmu. dan kembali lagi ke sana pada kenangan itu adalah obat rindumu.

aku bisa melihat sirat kebahagiaan itu, saat saudara yang dulu main bersama, pulang membawa cerita dan sederet rindu. tak habis semalam, kisah di rantau diceritakan. ah, aku benar-benar larut dalam bahagiamu. kepulanganmu ke rumah dalam kondisi sehat dan bersemangat sudah cukup membuatku lega, kamu baik-baik saja.

ya, mudik dan kenangan mengikat erat. ada semangat, kerelaan, keikhlasan untuk kembali pada hal yang ingin terus diingat. karena kenangan bagian dari sejarah hidup. sesuatu yang tak pernah bisa terlepas begitu saja, terabaikan. karena memang tak ada yang bisa memungkiri sejarah, meski bayang-bayang senyum Soeharto terus menghantuimu, di kaos, di stiker, di belakang bak truk, "Piye le, isih enak jamanku tho?"

waktu mungkin saja menghentikanmu sejenak dari kenangan-kenangan lama, seiring munculnya hal-hal baru di hidup yang datang silih berganti. padahal ada salah yang belum termaafkan, pesan yang belum tersampaikan, dan cita-cita yang belum terlaksanakan. jangan cemas, ada yang terkasih - keluarga atau mungkin yang terspesial - kekasih yang akan mengingatkanmu tentang hal-hal yang sempat 'missing'.

sekotak kenangan, bekalmu menuntaskan perjalanan itu. bersama waktu, kendaraan yang akhirnya membawamu kembali pada semua yang ingin dikenang. meski kamu akan lupa sesaat, namun makanan, perbincangan dan perjalananmu dulu, akan kembali hadir saat ingatanmu untuk 'pulang' memeluk kenangan sudah begitu kuat.

pergi dan jangan lupa kembali. bawa serta kenanganmu. ia yang melengkapimu, sejarah hidup yang kamu tak akan mungkin bisa menghapusnya. meski itu pahit, manis, kejam atau membahagiakan. kenangan akan selalu membawamu pada pembelajaran. dan mudik lalu balik kembali ke rantau adalah sewajarnya. agar kenangan bisa terus hidup di hatimu.

dan aku memiliki kenanganku sendiri, meski aku tak membawa semangat mudik bersamanya.



23.12 WIB, di bukit KR, 11 Agustus 2013.
#latepost

Sunday, January 04, 2015

Peniti, tentang mendengar, mengerti, memahami

saat kepala tersumbat banyak beban, saat mata sulit terbuka pada banyak perbedaan di muka bumi, saat mulut terkunci, lidah kelu dan saat telinga tak lagi peka mendengar ceracau di luar sana, jiwamu mungkin sudah mati. yang tertinggal cuma raga tanpa rasa...


bukannya semua yang tersumbat dan tertutup sudah seharusnya dibuka? seperti juga jiwa, hanya akan jadi gila jika memilih tertindas, diam.

yap, "melawan atau tertindas". tagline yang tajam, memprovokasi. tapi sesekali kita butuh cambuk itu. apa guna menghabiskan hidup hanya sekedar menjadi pendengar, tentu sesekali kamu juga ingin didengarkan, dimengerti, dan dipahami, kan?

dari segala kompilasi Peniti yang sudah terwujud dan mungkin kelak akan terwujud lagi entah yang keberapa kali, saya adalah pendengar itu. saya si pengunjung bar yang suka duduk di pojokan, memilih tak terlihat dan hadir setiap malam hanya untuk mendengar 'suara' kalian. 

dulu pun saya hanya si kerdil yang cukup tahu Power Slaves atau Blue Savanna adalah band terkenal milik Semarang. tapi sungguh diberkatilah saya mengenal komunitas musisi-musisi lokal lain yang selalu mau bertumbuh, berkembang, dan konsisten berkarya. GOT, Bleed, KIDT, Savar, Rela@tive, Numb. banyak, dan teruslah beranak-pinak.


telinga ini mungkin tak begitu minat mengkotak-kotakkan jenis musik atau genre apapun itu. saya melahap semuanya bagai si rakus yang ingin dikenyangkan. Peniti adalah media itu, ketika seluruh beda dilebur, segala rasa disatukan, dan semua diberi kesempatan bersuara.

Peniti, memilih tak terlihat, namun selalu tahu bagaimana caranya menjadi berguna. dia bahkan tak peduli. orang melihatnya ada atau tidak ada. barangkali lebih tepatnya, menjadi biasa saja itu cukup. tak perlu istimewa. tak ada sekat yang menjadi pembatas antara saya sebagai pendengar dengan mereka yang saya sebut hebat karena punya karya tapi memilih menjadi biasa saja. 

see, betapa santainya berteman dengan drummer Psycholove, Agung Isdinawan. si mas yang punya hobi masak nasi goreng ini yang bahkan selalu rajin berbagi info kemacetan dengan saya yang tinggal di wilayah yang sama dengannya.

atau sebut Myre Squire, dan Maya Sayekti Wulandari. duo PCD, yang santai apa adanya, easy going, bahkan cenderung gila. tak butuh koar-koar untuk mengatakan mereka juga berkarya. kalian berdua sudah sanggup membuat saya 'melayang', itu wow sekali.

bayangkan, jika semua idola di seluruh dunia memilih melebur bersama pemujanya.  jalan bareng ke mal, duduk santai, ngopi sore-sore, atau sekedar nongkrong sambil membahas apa saja di luar dunia mereka bernyanyi. bisa jadi, sisi lain mereka yang tak kentara justru lebih menyenangkan untuk dibicarakan, dinikmati. bukannya, mereka juga ingin didengar, dipahami dan dimengerti?

lalu, masih berapa lagi kawan musisimu, May? sepertinya saya tak perlu menghitung berapa yang sudah menjadi teman, yang 'menyentuh' saya dengan cara yang berbeda. karena yang cukup saya tahu mereka tak butuh menjadi terkenal, karena dengan menjadi biasa saja, mereka lebih dari spesial (untuk saya).

yap, saya bersyukur masih diberi kesempatan mendengar, mengerti dan memahami segala keinginan kalian. karena memang kadang ada yang tak bisa dituliskan, namun lebih pas untuk disuarakan. 

tak melulu telinga ini dimanjakan romansa, hati saya butuh juga disentuh dengan sesuatu yang mungkin tidak terpikirkan, terpinggirkan dari realita. karena kita tak selalu romantis, tapi cukup humanis, itu sudah manis.
sebut mereka Distorsi Akustik. alunan musik adem yang membawa saya ke dunia antah berantah. dunia absurd kaum banci. meninggalkan sebuah pesan tentang mereka untuk didengar, dan dipahami. seandainya mereka bisa memilih. tapi tak perlu juga diam, memonyongkan bibir. lantangkan suara, lepaskan amarah dan emosi pada tempat yang tepat. percayalah, saya perlu belajar 'nesu' pada vokalisnya soal itu. dan ketika suara kematian memanggil. apa yang perlu ditakuti?, toh kita kelak akan kembali. nikmati saja sebebas lantunan Dancing on Your Grave
tak ada lagi yang perlu diragukan, kalianlah barisan terhebat itu. lagi-lagi karena saya percaya, bicara lewat sebuah karya maka kamu akan didengar, dipahami, dimengerti. yakini ini.

salut, well done Peniti!