Monday, July 27, 2009

cerita sandal jepit

saya pecinta sandal jepit, teramat sangat, seperti juga Bob Sadino mencintai sandal jepitnya. saat santai, sangat membebaskan, seperti lepas dari kungkungan 'sumuk'. kecintaan pada sandal jepit pun saya bawa sampai ke zona kantor. meski formalitas mengajarkan kita berangkat bekerja ke kantor memakai sepatu, toh, sampai di kantor, saya lantas 'berpindah' ke sandal jepit. aneh sih, tapi nyata, seharusnya dari rumah saya pakai sandal saja, ya?.

pekerjaan saya memang tidaklah mengharuskan saya bekerja mengenakan sepatu dari pagi hingga senja. jadi, sepertinya sah-sah saja bersandal jepit di kantor, tak ada larangan sama sekali, meski sebenarnya itu tak cocok dengan etika berpenampilan di kantor. jelas, sepatu bagi saya pada akhirnya hanya sebagai simbol kerapian semata.

bersandal jepit di kantor, buat saya cuek sajalah, mau dibilang 'ndeso' juga terserah. inilah bentuk pengakuan yang teramat sangat jujur dari saya, sebuah pengakuan dari saya atas ketidakbetahan memakai sepatu berlama-lama. pengakuan atas asal-usul kebudayaan agraris, kebudayaan yang dibawa para petani.

lihat saja, para petani saat beranjak ke ladang atau sawah. hanya beralaskan kaki. pun jika mesti bersandal jepit sudah mereka anggap memakai sepatu. betapa sandal jepit meski sederhana, sudah amat sangat mewah bagi mereka.

sandal jepit mengajarkan pada kita *juga saya*, betapa sandal jepit yang kampungan itu mampu 'menaklukkan' kemewahan gedung-gedung modern, tempat para pekerja-pekerja kantoran itu menuai kesuksesan. pun, sandal jepit menunjukkan kejujuran pada sejarah, bahwa masa lalu tidak bisa dibunuh, apalagi diingkari.

malaikat pendosa



tak perlu lipstik merah basah menggoda, tak perlu raga terbungkus ketat sutra, tak perlu wajah sendu memikat, tak perlu desah napas merayu. cukup butuh berani membujuk iblis keluar, bermain-main dengan api, asal tak sampai terbakar. cukup butuh lecutan, semacam imaji liar, menjadi nakal, sebentar saja. tapi, ingatkan dia, di perbatasan senja malaikat pendosa harus kembali, ke semesta penuh damai, kembali memeluk anak malaikat, memeluk cinta ternoda dosa..

Monday, July 13, 2009

dua iblis liberal

ingat pesanku, kita ini dua iblis liberal
hanya cari kesenangan semata
'aku selalu mengingatnya, dear'

dan sebegitu kuatnya kau mempengaruhiku, kau berhasil..
aku mulai menikmati menjadi iblis yang kau mau..
tapi setelah kita wujudkan bersama, kesenangan itu..
aku merasa, kau tak sebanding dengan dia..
dia tetap yang sempurna, teramat sempurna malah..
bahkan setelah pengkhianatan itu, ku makin mencintainya..
maaf iblisku, ternyata benar, kau hanya kesenangan bagiku
karena setelah ini, aku tak akan mencarimu lagi..
byee..

from
iblis betina

jauh di dasar hati terdalamnya,
iblis jantan tak kuasa menahan cemburu, lidahnya kelu,
rasa itu mulai tumbuh,
rasa cinta pada si iblis betina..