Wednesday, August 15, 2012

Perkawinan Indah Musik dan Fashion

Ibarat sayur tanpa garam, musik tanpa fashion yang mendukung, membuat penampilan sang musisi di atas panggung tak akan sehebat karya yang mereka ciptakan. Ya, dunia musik dan fashion berangkat dari dua dunia yang berbeda, namun faktanya tidak terpisahkan dan justru saling melengkapi.

Sadar ataupun tidak, musisi di genre apapun tak akan memungkiri fashion memengaruhi gaya bermusik mereka. Para musisi tampil dengan atribut fashion khas diri mereka, mengambil tempat strategis dalam dunia musik. Setidaknya menciptakan trensetter di atas panggung musik, menjadikan fashion bagian dari identitas yang memengaruhi meski sedikit gaya bermusik para musisi.

Kemunculan glam rock di tahun 80an merupakan puncak terhebat perkawinan indah di industri musik yang menyandingkan fashion sebagai bagian dari unsur penting penampilan mereka. Kehebatan musik rock bersanding indah dengan kostum-kostum bergaya flamboyan, dengan rambut panjang tergerai berantakan, tentunya.

Tilik hebohnya band glam rock era 80an, Warrant dan Cinderella, yang beraksi di panggung musik, memukau para grupies yang rela meneriakkan nama mereka di udara, menguntit kemanapun mereka pergi dan berlari hanya untuk mengucapkan "I love you".

Apalagi yang bisa membuat mereka dielu-elukan penggemarnya - selain musik berirama menghentak, mereka melengkapi perfoma diri dengan tampil nge-rock. Celana latex super ketat warna hitam mengkilap, rompi dan selempang di leher, sepatu boot kulit ala koboi adalah atribut andalan, wajib pakai bagi mereka yang menyebut dirinya musisi glam rock.

Pemusik dan penggemar glam rock jelas ingin ditempatkan di kelas yang berbeda - mengenakan busana yang "artifisial' sebagai pembeda penampilan mereka dari gaya busana hippie. Inilah gaya busana glam rock yang diusung dari perpaduan transvestisme dan futurisme. Sebagian yang lain terinspirasi dari film-film Andy Warhol dan drama panggung Pork, yang umumnya sangat flamboyan dengan isu gender yang semakin ambigu.

Inti dari gaya glam rock sebenarnya adalah fiksi sains. Segala yang berkesan luar angkasa, merupakan tema fashion yang ingin ditampilkan. Sedikit meniru gaya pakaian antariksawan dengan warna-warna monokromatik, seperti warna perak, dipadu rambut mirip gulali, warna-warni. Hm, kesan moralitas gender ganda yang begitu kuat terlihat.

Ambigu gender

Bersamaan dengan maraknya reformasi homoseksual di Britania Raya dan Kerusuhan Stonewall untuk hak-hak gay di Amerika Serikat, keambiguan gender sempat menjadi mode untuk mengejutkan publik. Mungkin inipula yang lalu menjadi alasan David Bowie mengubah penampilan dirinya secara drastis, sejak albumnya Ziggy Stardust mulai digarap pada bulan April 1972.

Terlihat di klip video 'Life On Mars?', David Bowie tampil 'cantik' dengan make up tebal, eyeliner yang mempertegas garis mata, eye shadow biru dan lipstik peach menghias bibir maskulinnya. Rambutnya sangat 80-an dengan model 'jegrig' warna terang, juga setelan jas warna biru neon. Pilihan mode yang sangat tak biasa.

Gaya Androgny David Bowie ini lalu menginspirasi Boy George (vokalis Culture Club) dan Prince untuk mengikuti arus fashion yang sama, menampilkan kesan maskulin dan feminin dalam satu waktu. Bahkan, siapa meniru siapa, Freddy Mercury juga melakukan hal yang sama, tampil 'cantik' dengan liptik yang selalu dipulas rapi di bibirnya.

Boy George
Musik cadas sekeras aliran musik rock pun tak dipungkiri sangat dekat dengan sentuhan make up. Sebut saja KISS dan Motley Crue yang tak pernah lepas tampil gothic bergaya seram. Entah apa alasan mereka bermake-up, Maya, editor kanal wanita di sebuah media online, yang juga penikmat musik dan pengamat fashion memiliki pendapatnya sendiri,

"Mungkin mereka sengaja dimake up tebal mendekati gothic, biar lebih keliatan gahar, biar ngga hanya dikenal hanya karena wajah gantengnya, tapi lebih ke karya musik mereka." Sementara, Dody, musisi blues yang juga penyuka band KISS menambahkan,

"Bener juga sih, tapi yang jelas mereka bukan tipe musisi yang terlalu idealis untuk bilang "simak musik kami, jangan lihat wajah" Mereka juga sangat narsis dan enjoy dengan kegantengan mereka...menikmati digilai banyak grupies."

Era berganti

Sayang, kegaharan musik rock harus rela tergusur munculnya aliran musik grunge, yang digawangi musik Nirvana, yang meski masih sedikit dicampuri nuansa rock, dengan campuran blues namun lebih terasa ringan di telinga. Kurt Cobain, sang vokalis Nirvana sukses sebagai trensetter yang menghadirkan gaya santai tapi asik. Sangat dekat dengan kesan casual, yang menonjolkan sneaker, kaos, sweater, dan topi.

Rivers Cuomo, sang vokalis Weezer lebih memilih menonjolkan sisi yang sedikit 'aneh' dengan kacamata vintage hitam berframe tebal yang kali pertama dipopulerkan oleh penyanyi rock and roll Buddy Holly pada 1940-1950an. Fakta mengasikkan, Queen, Sir Elton John, Paul O’Grady, serta mantan PM Inggris Tony Blair pun pernah memakai kacamata jadul ini.

Toh, terlepas dari style dorky glasses yang terlihat 'aneh', para Weezerian, sebutan fans berat Weezer, justru semakin memujanya. Bahkan Weezer menulis lagu bertajuk Buddy Holly di album debut Weezer (1994). Sebelum lupa, virus tren ini menular pula pada vokalis Blur, Damon Albarn yang terlihat sangat cool dengan kacamata tebal dan hoodie-nya di klip video Coffee & TV.

Namun, fashion se-jadul apapun tak pernah mati dimakan jaman. Seperti juga musik yang selalu bertumbuh, dengan genre yang sama namun tetap dengan sentuhan yang berbeda. Selalu ada yang terinspirasi untuk mengikuti jejak-jejak musisi sekaligus fashionista sejati.

Sebut saja make up Gothic Lady Gaga, sang mother monster, yang begitu terinspirasi gaya Marilyn Mansion. So dark. Sementara, gaya busananya cenderung 'aneh' sedikit banyak mencontek gaya busana diva senior Madonna yang selalu tampil beda di setiap aksi panggungnya.

Terbukti pula, Giorgio Armani membenarkan bahwa Lady Gaga memang fashionista sejati, "Kami mendengar musik Lady Gaga di mana pun kami pergi. Itu seperti sebuah soundtrack zaman kami. Selain piawai menulis lagu, dia adalah fenomena mode modern. Dan Gaga pasti sangat senang mengenakan pakaian rancangan saya, karena tidak ada pilihan pakaian yang terlalu berani untuk dirinya."

Make up tebal (Dramatic make up) yang dibawa di era 80-an pun masih terlihat wara-wiri di industri musik masa kini. Katy Perry salah satunya, semakin percaya diri memulas bibirnya dengan lisptik tebal, meniru pendahulunya, Gwen Stefani yang pernah berjaya di tahun 90an bersama band-nya "No Doubt".

Sementara, grup musik asal Bandung, The Changcuters, cukup puas terinspirasi gaya bermusik dan berbusana The Beatles yang kalem, sarat makna dengan image manis yang melekat. Meski terlihat juga sedikit nge-rock, karena pengaruh musik rock n roll ala Elvis Presley yang turut mendominasi.

Invasi Fashion

Fashion sudah tak lagi dipungkiri menjadi nafas musik. Tanpa fashion, musik bagaikan mati. Untuk itu selalu ada cara dari musisi dunia untuk terus berkarya, tanpa mengabaikan fashion identity yang melekat di diri mereka.

Lady Gaga, Katy Perry, Gwen Stefanie, Fergie juga Jennifer Lopez, segelintir dari musisi masa kini yang kerap dijadikan ikon fashion pun turut menyumbang musik bertema fashion. 'Rich Girl' milik Gwen Stefanie bahkan sempat menduduki tangga lagu teratas di chart Amerika.

Berbagai acara musik yang digelar, semisal Grammy Awards bahkan tak lepas jadi ajang panggung runway fashion. Para desainer dengan suka hati mendandani para musisi agar tampil memesona. Tak kalah menggebrak, penyanyi Seal, Justin Timberlake dan Spice Girls pernah diminta tampil live diajang peragaan busana Victoria's Secret.

Sebuah acara spesial berjudul Fashion Rocks pun dibesut sebagai ajang penghormatan hubungan manis yang terjalin antara fashion dan musik yang lekat satu sama lain. Musisi yang pernah tampil dalam acara ini diantaranya Aerosmith, Alicia Keys, Avril Lavigne, Carrie Underwood, Fall Out Boy, Fergie, Jennifer Hudson, Jennifer Lopez, Ludacris, Martina McBride, Santana dan Usher.

Jika ditilik lebih dalam, sebenarnya masih banyak lagi tempat dimana musik dan fashion selalu berjalan bersama atau bersinergi. Ini seperti sebuah pembuktian telah terjadi perkawinan yang indah antara musik dan fashion. Bahwa seorang musisi ataupun penyanyi pasti mempunyai suatu ciri khas kuat dengan gaya fashion yang mereka bawa. Dan, di sisi lain dunia fashion semakin membuka kesempatan bagi industri musik untuk meramaikan kancah dunia fashion internasional.

Salam