Wednesday, November 25, 2020

Adakah yang Lebih Seru dari Menulis?

PERNAHKAH anak-anak yang tumbuh di era milenial mendapat tugas mengarang bebas? Namanya saja mengarang bebas, membuat imajinasi saya di masa kanak-kanak waktu itu kerap terusik, dan menuliskannnya menjadi sebuah cerita tentu saja jadi menyenangkan. 

Tetapi seseru apapun menulis di atas kertas, pasti menemukan yang namanya typo, dong? Sudah menuliskan kalimat panjang, terpaksa kembali ke awal kalimat karena ada yang terasa kurang pas, dan hal itu bikin gregetan. Kadang, takut juga kalau ide dikepala tiba-tiba menguap karena kelamaan mencari penghapus yang terselip entah di mana.

Mau tahu mana yang lebih seru, menulis di atas kertas, atau media digital? Yuk, gabung bareng kita besok malam di Sharing Time. Don't miss it!

Pakar edukasi anak dari Wahana Visi Indonesia, Nurman Siagian, mengungkapkan, menulis tangan justru sangat bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi dan kecerdasan anak.

"Menulis tangan memiliki korelasi yang sangat signifikan dengan daya ingat anak. Karena waktu menulis dia mencoba mengkonstruksi apa yang ada. Jadi, dengan tulisan dia akan lebih baik mencerna informasi yang ingin dia sampaikan sebelum dia turunkan ke pembaca," ungkapnya

Yap, namun menuliskan langsung apa yang ingin kita sampaikan di atas kertas tentu saja hal ini tak semudah kita menuangkan segala perasaan dan pemikiran kita lewat media digital, bukan?

Keseruan itu pernah saya alami, ketika harus berpisah jarak dengan pacar nan jauh di mata. Waktu itu saya harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik untuk membalas suratnya. Suasana hati harus stabil, bahkan kertas dan pilihan tintanya juga harus benar-benar pas. Rasanya begitu kuat terbawa saat menuliskan dengan rapi kalimat per kalimat demi meluapkan rasa kangen saya waktu itu. 

Berdasarkan studi Dr. Gail Matthews, seorang Profesor Psikologi di Dominican University, California, mengungkapkan, seseorang yang secara rutin menulis tangan tentang tujuan dan impian mereka, mampu mencapai keinginan mereka lebih besar daripada yang tidak menuliskan mimpinya. Anda memiliki kesempatan 42% lebih besar untuk mencapai impian dan tujuan hanya dengan menuliskannya dengan tangan secara rutin.

Hmm, misi saya menuliskan surat padanya sesungguhnya adalah wujud perasaan kasih yang terdalam untuk dia. Setidaknya saat itu dia adalah mimpi saya yang terwujud jadi nyata, dan saya ingin menjadikannya tujuan hidup. Meskipun pada akhirnya, ditahun keempat kami putus begitu saja.

Waktu seakan berlari dengan cepat, dunia berubah bersama teknologi yang semakin maju, lantas memudahkan segalanya. Kebiasaan menulis di atas kertas kini beralih pada aplikasi noted di ponsel. Menulis apapun yang terlintas dipikiran semudah kamu menekan tombol copy, paste lalu men-delete semuanya. See, ide di kepala bisa datang dan pergi sesuka hati. 

Pada akhirnya, meskipun jaman berganti, menulis adalah perkara kebiasaan. Saya pun tetap menjadikan menulis sebagai kebutuhan. 

Menulis itu seperti obat penyembuh. Saya hanya perlu berani membebaskan pikiran, menghidupkan nuansa hati dan memberi ruang agar imajinasi bergerak leluasa. Percaya! Segalanya akan terasa ringan, melegakan dan seru!

Apapun yang saya rasakan, apapun yang saya pikirkan, tidak akan membuat saya jatuh merugi karena menulis. Saya tidak akan pernah kehilangan kenangan-kenangan yang sudah tertinggal di masa lalu. Membaca kembali catatan hidup dulu justru akan membuat diri semakin bijak memaknai hidup di masa kini. 

Pada akhirnya, semua yang tertulis meninggalkan jejak yang terserak di atas berlembar-lembar kertas dan tersimpan rapi disetumpuk folder catatan harian. Ingin disimpan saja atau kamu ingin membaginya dengan yang lain? Semua kembali pada dirimu. 

Di era digital ini tersedia berbagai platform yang leluasa memberi ruang bagi kamu menuangkan semua ide tulisan. Ada Blogger untuk kamu yang lebih menyukai konsep blog pribadi. Seperti halnya saya, akhirnya memilih nge-blog di sini. Tidak melulu berisi konten pribadi, blog pribadi juga jadi wadah menampung portofolio tulisan-tulisan saya sebagai jurnalis. 

Tak harus lari ke blog atau micro blogging semacam Facebook atau Twitter, untuk menampung semua ide tulisanmu. Kamu bisa coba salah satu platform populer, Wattpad, yang juga memberi lebih banyak pilihan, mulai dari menulis artikel, puisi, hingga cerita bersambung. Banyak penulis di Wattpad yang kemudian sukses menerbitkan novelnya sendiri, lho

Selain Wattpad, coba juga gabung di komunitas KasKus, di kanal Lounge. Di sana, kamu bisa menemukan wadah menulis cerita lewat story from the heart. Seperti halnya Wattpad, beberapa penulis di story from the heart juga turut sukses merilis novel, bahkan beberapa cerita mereka diangkat ke layar kaca.

Nah, kalau sudah sejauh ini kamu masuk ke dunia tulis-menulis, dan lalu tulisanmu mampu menginsiprasi mereka di luar sana, bahkan sedemikian jauh mengubah hidup seseorang, adakah yang lebih seru dari itu? 


Wednesday, January 09, 2019

Menyibak Rahasia Alam

ADA banyak hal yang terjadi di dalam kehidupan, pada semesta yang luas ini yang lalu menyimpan banyak rahasia dan misterinya. Ajaib dan langka, begitulah ketika anak-anak dengan imajinasi mereka lalu membayangkan alien dan piring terbang memasuki galaksi Bima Sakti, di mana Bumi berdiam di sana.

Rasa penasaran mereka tentu saja belum tuntas terjawab, hingga mereka perlu menyenangi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk mencari tahu jawabannya.

Rasa penasaran, inilah kunci terpenting bagi anak-anak yang ingin menyenangi pelajaran IPA, ungkap Dr. Asep Yoyo Wardaya, M.Si, Dosen Fisika Teori Jurusan Fisika, di Fakultas MIPA, Undip.

"Harus ada rasa penasaran yang begitu besar dulu pada keindahan dan keteraturan alam semesta. Misalnya saja, kenapa sih bisa terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan, yang semuanya tersebut berada di luar jangkauan kita sebagai manusia," ujar Asep, demikian ia biasa disapa.

Tentang adanya kehidupan di Mars, yang diperoleh dari sumber Nasa, di mana data temuannya dari Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars (CRISM) dan instrumen lainnya pada Orbit Pengintaian NASA di Mars, Asep pun memiliki pendapatnya sendiri.

"Mars memang memiliki kemiripan dengan bumi. Mengenai informasi yang menyebutkan tanah di Mars bisa ditanami, itu mungkin saja. Namun, tanaman yang bisa tumbuh di sana adalah tumbuhan tingkat rendah, karena keadaan alam di sana yang berbeda dengan bumi, dengan suhu yang lebih tinggi seperti di Antartika. Jadi kemungkinan Mars bisa dihuni, masih perlu dilakukan penelitian lebih mendalam," ungkapnya menjelaskan.

Sementara, kabar tentang Pluto yang tidak lagi masuk ke dalam 9 planet di tata surya kita, Asep menjelaskan, "Pluto adalah planet yang jaraknya ribuan kilometer dari matahari, ukurannya pun juga hanya setengah dari ukuran bumi. Dari segi ukurannya yang lebih mirip asteroid, Pluto pun dianggap tidak lagi masuk dalam kategori planet," jelasnya.

Lantas, bagaimana Asep menyikapi kejadian langka adanya piring terbang yang melintasi bumi dan makhluk luar angkasa bernama alien?

Asep menjelaskan dari kacamata pemikirannya, bahwa di kehidupan alam semesta, planet seperti juga bumi dan 200 miliar lebih bintang berada dalam lingkup galaksi Bima Sakti. "Piring terbang itu bisa jadi wujud dari bintang-bintang dalam galaksi kita, atau bintang yang datangnya justru dari galaksi lain," ujarnya sambil terkekeh.

Alien dan Meteor

Menurut hukum relativitas Einstein, demikian Asep mencoba memaparkan tentang fenomena alien, disebutkan bahwa ruang dan waktu itu bersatu, di mana kecepatan paling tinggi adalah kecepatan cahaya.

"Jadi, singkatnya, kita sebenarnya bisa kembali ke masa silam dan menciptakan dimensi lebih dari satu, dan Alien mungkin saja makhluk yang datang dari dimensi lain tersebut," jelasnya.

Dan, ketika meteor diramalkan akan menabrak bumi, Asep memercayai itu sebagai tanda kiamat kecil. Dijelaskannya, galaksi bima sakti mengitari bumi di mana matahari mengalami perputarannya pada galaksi tersebut. "Pada masa jaman purba, bumi berada pada daerah lintasan yang rapat meteor. Meteor yang jatuh ke bumi lalu membuat peradaban di jaman purba hilang, " jelasnya

"Nah, dipercayai bahwa setelah jutaan tahun, matahari kembali berputar pada lintasan yang sama pada saat jaman purba itu terjadi, di mana meteor begitu rapat dan berpotensi menabrak bumi. Inilah yang lalu kita sebut sebagai kiamat kecil," imbuhnya.

Diakui Asep, penelitian yang terus berkembang di masa kini, hingga selalu muncul pembaruan di bidang ilmu fisika modern, perlu juga didasari penelitian mendalam dan data-data yang akurat, "meski itu tak lepas juga dari imajinasi anak-anak yang terus tumbuh, sehingga selalu ada keinginan untuk menemukan dan menciptakan hal-hal baru," pungkasnya.

* Yang terserak di antara folder dilaptop, kemudian dikumpulkan sebagai portofolio. sebagai pengingat, bahwa menyenangkan rasanya (pernah) menjadi kontributor suplemen anak (Junior).

Thursday, December 20, 2018

Radang Telinga Tengah Pencetus Panas Tak Juga Turun

Mengalami radang telinga tengah tentu sangat mengganggu. Apalagi peradangan yang terjadi pada selaput lendir yaitu di celah/ruang telinga tengah ini sering dialami oleh anak-anak. 

Rasa tak nyaman di telinga membuat anak-anak mudah rewel, apalagi dibarengi dengan panas yang tidak juga turun. "Kondisi ini merupakan keadaan emergency pada anak," demikian diungkapkan Dr Yuslam Samihardja Sp.THT dari RS Columbia Asia Semarang.

Apabila tidak segera mendapat penanganan yang cepat selain bisa terjadi komplikasi pada otak, keterlambatan penanganan juga bisa menyebabkan munculnya penyakit kronik telinga (otitis media kronik) atau yang sering disebut dengan kopok, atau congek. Di mana telinga selalu mengeluarkan cairan berwarna hijau dan berbau. "Penyakit ini relatif sulit disembuhkan," imbuh Dr Yuslam.

Penyakit ini sebagian besar sebagai penyulit (komplikasi) atau kelanjutan dari ISPA (Infeksi Saluran Pencernaan Akut). ISPA yang tidak ditangani secara cepat dan tepat akan menimbulkan komplikasi menjadi otitis media akut dengan gejala dan tanda anak rewel, sakit telinga yang cukup hebat dan panas yang tinggi.

"Inilah alasan utama banyak dokter anak lalu mengkonsulkan pasiennya ke Dokter Spesialis THT," jelas Dr Yuslam.

Sebagai penyebab panas tinggi dan sulit turun pada anak, otitis media akut memang bukan satu-satunya penyebab. Bisa saja terjadi karena radang kandung kemih. Tetapi pada kenyataannya otitis media akut inilah yang menjadi penyebab tersering panas tinggi pada anak yang berbarengan dengan ISPA yang tidak sembuh dengan pengobatan.

"Otitis media akut juga bisa terjadi pada orang dewasa, tetapi tidak sesering pada anak-anak. Hal ini disebabkan karena struktur anatomi, daya tahan tubuh (Imunitas), kesadaran yang berbeda antara anak-anak dan dewasa," ungkap Dr Yuslam.

Untuk mengatasi radang gawat ini, pasien dianjurkan untuk menjalani pengobatan dengan paracentesis. "Paracentesis yaitu pelubangan dengan pisau kecil pada selaput gendang telinga.
"Dengan paracentesis otitis media akut, berikut gejalanya akan segera mereda, panas segera turun, anak menjadi lebih tenang. Di samping itu perlu juga diberikan anti peradangan maupun antibiotik." jelas Dr Yuslam menambahkan.