Saturday, August 08, 2009

menatap wajah-wajah polos itu..

Pernahkan kalian menatap orang-orang tercinta di lelapnya tidur mereka?, saya melakukannya. Ketika senja manja berganti malam kelam, begitu sepi sunyi, dan hanya terdengar desahan nafas dari tidur mereka, suami, anak, mama, papa, saat itulah saya berkomunikasi dengan wajah-wajah tanpa ekspresi, begitu polos. wajah-wajah yang menyisakan gurat lelah setelah melewati hari-hari yang sudah begitu berat mereka hadapi.

suamiku sayang, tidurmu begitu pulas, kamu pasti lelah setelah seharian bekerja, menguras isi otak, menyuguhkan kontribusimu bagi ladang tempatmu bekerja, inilah saatnya menyandarkan tugasmu, bermimpilah indah, semoga tumpukan tugas tak jua habisnya itu tak ikut masuk dalam mimpimu. bermimpilah tentangku saja, sayang. ajak aku ikut bersamamu menjelajah dunia antah berantah di bawah alam sadarmu. itu pasti akan jadi mimpi terindahmu.

anakku, malaikat mama..tidurmu begitu tenang sambil memeluk guling kumal kesukaanmu, napasmu yang teratur, berirama begitu jelas terdengar. kamu sedang mimpi apa, nak?, bermimpi naik pesawat bareng mama papa ya?..mimpi indah sayang, esok kita main lagi, lebih seru lagi, seperti hari-hari kemarin, mama janji akan selalu memberi hidup malaikat mama dengan keindahan, dengan kebahagiaan, supaya kamu tak kan pernah mimpi buruk dan menangis merintih lagi di tengah tidurmu.

mama, gurat lelah di wajahmu begitu kentara, nafasmu begitu berat, seperti ada yang membebanimu. mungkin mama sudah terlalu lelah menjaga malaikatku, maafkan aku merepotkan mama. dan meski badai dan masalah menghantam ketegaran mama menjalani hidup yang makin menua, kerapuhan itu terlihat jua di dalam tidurmu. mimpi indah ya, ma. aku yakin semuanya akan indah pada waktunya.

papa, mungkin hanya akulah satu-satunya anak papa yang durhaka. tak pernah kita cocok satu dengan yang lain, hanya aku anakmu yang keras kepala. lihatlah tanganmu yang kekar dan kuat itu melemah kusut di makan usia, kekuatan tangan yang pernah aku rasakan dulu saat aku menjadi bodoh, nakal dan bebal. sesungguhnya aku menyayangimu, papa. melihatmu menua bersama mama, membuatku sadar aku harus menjaga kalian. selalu berada di samping kalian. bahagialah bersama mama di sisa usia ini, yang kapan kita tak pernah tahu akan berakhir.

No comments:

Post a Comment