Saturday, August 08, 2009

no patah hati, no 'dilangkahi'

tak ada istilah 'didahului' atau 'mendahului', ya itu mama saya. pokoknya kalo untuk urusan dahulu-mendahului, langkah-melangkahi, beliau ini tak bisa diajak debat. semuanya harus urut sesuai dengan posisinya masing-masing. terkesan kolot sih, tapi memang seperti itu adanya mama saya.

mama saya sangat keras mendidik 3 anak perempuannya, mungkin karena pengaruh didikan eyang saya yang seorang tentara jadi menurun pada beliau ini. setelah ketauan ada pacar, mama saya pasti selalu meng-ultimatum anak gadisnya..'lulus dulu tepat waktu, baru kerja sambil nabung, setelah itu baru menikah'. pasti itu!

tak hanya anak gadisnya, pun, pacar-pacar kami yang pada akhirnya berguguran satu persatu dan menyisakan pejuang cinta alias calon suami anak-anaknya tak lepas juga dari wejangan rutin tiap malming. persisnya di kursi eksekutor, di ruang tamu rumah kami, mama saya selalu menyelidik, menginterogasi siapa pacar kami, bagaimana latar belakang keluarga pacar-pacar anaknya. pokoknya ditelisik sampai ke dalam-dalam, deh. intinya bibit, bebet, bobot harus memenuhi kriterianya. banyak akhirnya yang mundur teratur, takut dan bergidik dulu dengan macam-macam 'aturan main' yang diterapkan di keluarga besar saya.

bukan, mama saya bukan diktator. beliau membebaskan anak gadisnya berkawan dengan siapa saja, kok. buktinya, sejak mulai masuk sma, kami bertiga sudah dibolehkan pacaran. sengaja mama saya tak melarang, daripada main petak umpet, lebih baik dibebaskan saja, tapi dengan catatan terus dipantau. kalau mama saya bilang 'dilepas, tapi ekornya tetap dipegang biar tak lari kemana-mana'..hihihi

mama saya bersikap seperti itu karena tak mau anak gadisnya jadi anak yang terkekang, tak boleh ini-itu. anak gadisnya harus jadi anak-anak yang normal, mengenal juga lawan jenisnya, bukan jadi anak yang kuper alias kurang pergaulan. bahkan anak gadisnya diajarkan untuk tak pernah mengenal patah hati. saya masih ingat setelah 4 tahun menjalin hubungan dengan pacar LDR saya dan akhirnya putus, mama saya berusaha untuk membangkitkan semangat saya. membelikan macam-macam majalah remaja hanya supaya saya tidak suntuk, dan saat saya memilih untuk tidak pacaran lagi, mama malah mendorong saya untuk mencari pacar lagi. bukan apa-apa..mama saya hanya takut anaknya patah hati.

untuk mama, ketika anaknya patah hati dan sudah tak mau mengenal lawan jenisnya lagi, itu warning bagi beliau. contoh saja nih, semisal saya yang patah hati dan memilih mengasingkan diri untuk tak lagi berteman dengan pria-pria di luar sana, maka kata 'pacaran' atau 'menikah' bakal jauh-jauh dari saya, dan jika adik saya yang semisal punya pacar dan ingin segera menikah, otomatis harus menunggu sampai saya menemukan pasangan hidup. it's the meaning of dilarang mendahului.

masih banyak contoh di luar sana, kakak sepupu saya yang mengalami patah hati dan tak kunjung sembuh, harus menelan pil pahit 'dilangkahi' 2 adiknya yang menikah duluan, hingga kemudian dia lebih memilih menyibukkan diri berkarir sampai lupa usianya makin bertambah dan musti butuh teman hidup. tapi sepertinya sudah terlambat, karena begitu mapannya kakak sepupu saya itu malah bikin para lelaki yang mendekat padanya sudah ngga pede duluan.

mungkin dari contoh-contoh terdekat itulah yang bikin mama saya belajar membesarkan anak-anak gadisnya jadi anak-anak yang tangguh, tak mengenal patah hati. dan mama saya sadar betul, efek patah hati tak kunjung sembuh berakibat 'didahului' adalah hal yang menyakitkan jika itu menimpa anak-anak gadisnya. akan ada hati yang tersakiti dan akan ada hati yang merasa tak enak hati karena *suatu keadaan* lebih dulu harus mendahului.

thanks God, 'aturan main' mama rupanya sukses tertanam di diri kami, dan sampai kami bertiga melepas masa lajang, tak satupun dari kami yang mendahului atau didahului. kakak perempuan saya menikah di 2004, saya menyusul 3 tahun kemudian dan akhirnya adik bontot saya menyusul setahun kemudian.

6 comments:

  1. great mama, setiap orang tua/dewasa memiliki aturan yang berbeda demi anaknya dan orang yang disayanginnya dan kita baru mengerti artinya ketika kita sudah menjalanin masa tersebut.

    *ribet yah kata-katanya tapi nice post :D

    ReplyDelete
  2. may...kok jarang apdet ?

    ReplyDelete
  3. mamamu hebat :)
    salam !

    ReplyDelete
  4. setuju dengan komentar yang pertama ...

    ReplyDelete