Tuesday, March 10, 2015

sepatu malang, dibuang sayang #episode gudang

sudah banyak barang masuk, dijejalkan di sudut-sudut ruang. terus bertumpuk dan meninggi yang akhirnya tidak pernah tersentuh. parahnya, yang baru dan lama tak lagi terlihat beda. seperti memilih dara atau janda, jejaka atau duda. hanya beda di kesing saja. dari mulai kompor gas oleh-oleh doorprize jalan santai, panci masak multifungsi ratusan ribu sampai buku jaman sekolah hingga barang pecah belah hadiah pernikahan kita.

masih ada sepeda roda empat si sulung. nasibnya sama seperti bangunan lama tak bertuan. mangkrak, karena si tuan ternyata lebih gemar corat-coret daripada bersepeda keliling perumahan.
 
benar kata simbah. jangan dulu percaya punya segalanya akan membuat hidup menjadi lebih mudah. ketika semua barang dianggap sama penting tanpa mempertimbangkan kegunaan dan frekuensi pemakaiannya, yang ada hanya setumpuk masalah. sesulit membeli lalu dengan mudah membuangnya ke gudang, "disimpan dulu, baru kalau sudah lumutan dan berkarat, jual ke tukang rosok." ulala

fungsi gudang pun tak lagi berjalan sebagaimana mestinya. hanya menampung barang sementara, sebelum berakhir di tempat sampah. lucunya, barang baru bisa kalah pamor dari barang-barang lawas.

awalnya dari agenda minggu bersih-bersih. sasaran kali ini mensortir barang masuk dan barang keluar di gudang, yang alhasil tetap saja barang lama dibuang sayang.

seperti menemukan harta karun, terjaringlah kacamata vintage jaman tren kacamata bingkai tebal ala vokalis weezer, album koleksi perangko jaman SD, koleksi pensil beraneka rupa dan warna, (bagaimana bisa ya gudang rumah saya lebih mirip pasar barang bekas?). ditemukan juga sepatu boot plastik warna kuning cerah sampai sepatu kulit asli customize (yang ini sungguh keterlaluan yang adalah punya saya). ooh poor shoe

sudah bukan lagi rahasia umum, saya memang penyuka sepatu. tapi hanya karena lecet di tumit kaki, rusak sudah mood saya tampil kece. (dan) hanya karena tidak tahu bagaimana memperlakukan sepatu kulit, akhirnya ya digudangkan saja. sungguh very-very bodoh.

beruntung, sepatu malang tak selamanya malang. ia kembali naik kasta, keluar dari persembunyiannya. si tuan memutuskan untuk tidak membuang, sayang (katanya). sedikit sentuhan sana sini, dibantu bapak suami dengan pengetahuannya soal kulit dan polesan sana sini untuk perawatannya, tadaaaa...sepatu termalang siap tampil kece.

ini hanya sekelumit dari kisah sepatu yang terangkat derajatnya dari lembabnya gudang. mungkin masih akan ada kisah panci multifungsi yang belum tahu kapan akan dipakai masak atau jangan-jangan water jug hadiah pernikahan kami sudah beranak-pinak di dalam sana, ya? hahaha

No comments:

Post a Comment