"sudah kubilang kan, jangan cari masalah dengan menghadirkan dia di hidupmu...," perang batin mini menghadirkan sakit yang luar biasa perih.
mario memiliki senyum semanis pagi. setenang senja, ia akan memberimu pelukan dan saran secukupnya, jika diminta. tapi berhati-hatilah dengan sepasang mata magis itu, mario sanggup menghisapmu bulat-bulat sampai kamu lemas. tubuhnya atletis meski jika ditebak mario tak begitu menyukai olahraga. anggap saja dia punya nasib yang sama dengan Tom Cruise. menawan, penuh kharisma.
mini tak pernah begitu penasaran dengan orang yang baru dikenalnya sepuluh menit yang lalu. tapi tidak dengan mario. dia serupa kotak misterius. sayang, belum ada satupun yang bisa menemukan kunci pembukanya.
"kamu tidak bosan hidup sempurna dalam sepi, wahai santo mario,?" mario seperti menikmati hidup dalam cangkangnya. rela menarik diri dari bisingnya dunia, dan memilih tidur sampai pagi. sampai dia siap kembali menemui kenyataan.
"aku tak butuh orang tahu banyak tentang aku, mini, tapi mengenalmu, aku mau..." sapa pertamanya sore itu di kotak chat. mini kaget lantas terkekeh. "hanya penasaran yang dibalut iseng bertanya, lupakan saja," mini mencoba rileks menanggapi feed back mario yang terkesan serius.
"sama seperti juga kamu yang iseng bertanya, kadang aku juga iseng membuat teman-temanku percaya bahwa penilaian mereka tentang aku selama ini benar," mario mulai membuka diri.
tak ada orang yang benar-benar menjadi dirinya sendiri. saat dibutuhkan lingkungan sosialnya, seseorang bisa saja hadir sebagai sosok yang bukan dirinya.
"aku rasa kamu juga akan melakukan hal yang sama, bukan begitu, mini?," mario menelisik.
mini terperangah tapi pasrah tabirnya terbuka. ia sudah belajar menjadi apa yang diingini leo. dari mulai mengabaikan logika hingga membenarkan pilihannya bahwa leo yang sejujurnya mampu membuat hati mini hidup.
"lalu, bagaimana perang dingin kalian, sudah usai?," mini yang ditanya hanya tersenyum getir. tak banyak yang tahu, tapi mario tahu banyak soal keduanya.
leo membagi rahasia kisahnya bersama mini, dan hanya pada mario semua cerita terurai. leo pun tak perlu tahu, mario menempatkan mini di singgasana teristimewanya.
"mini tahu yang terbaik untuk dirinya, dan aku hanya perlu menjadi sayap untuk merengkuhnya saat terjatuh nanti," entah terbuat dari apa hati mario, ini pilihannya.
kadang, ada saja orang yang menganggap mario punya kepribadian ganda. tiba-tiba bersinar, lalu padam, tenggelam masuk ke cangkangnya. inilah cara mario mencintai hidupnya meski dia tahu batasannya
"aku tidak hitam, bukan juga putih. aku si abu-abu" sabda mario si pengamat yang suka mencari nyaman. "kamu itu perpaduan art, adventure, love and respect. sadari itu mario," puji mini.
mario lah pendengar, penumbuh semangat mini, yang selalu tahu bagaimana membuat tangisan mini berubah senyum. "lalu, sampai kapan kamu akan seperti ini, berdiam di duniamu sendiri, sementara di luar sana, ada yang menunggumu untuk dijemput,?" mario yang ditanya lagi-lagi hanya membentangkan senyum semanis mungkin. senyum yang melahirkan banyak tanya.
No comments:
Post a Comment