Friday, October 19, 2018

Jangan Abaikan Kebiasaan Mendengkur Saat Tidur


Ketika waktu tidur kita justru terasa melelahkan, maka kita harus waspada. Bisa jadi karena sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Sleep apnea ini ditandai dengan dengkur dan terbangun karena seperti tersendak saat tidur. Dengkur terjadi karena adanya struktur dalam saluran napas kita yang bergetar karena aliran udara, biasanya di posisi tersebut terjadi penyempitan. 

Saat tidur, otot-otot tenggorokan menjadi rileks dan lemas. Biasanya pelemasan otot tenggorokan ini tidak berpengaruh pada kebanyakan orang, tapi bagi penderita apnea tidur, otot menjadi terlalu lemas hingga menyebabkan penyempitan atau bahkan menutupi saluran udara. Ini yang lalu kita sebut dengan kebiasaan mendengkur (mengorok).

Meski mendengkur adalah hal biasa yang sering kita alami, namun sesungguhnya mendengkur bukanlah hal normal, bahkan mendengkur bisa memperpendek umur. "Kalau orang mendengkur, maka oksigen dalam darahnya makin tidak senormal orang normal," ungkap Dr Henny Kartikawati, Mkes SpTHT-KL dari RS Columbia Asia Semarang.

Dijelaskan, hambatan pernapasan yang terus menerus karena mendengkur bisa mengakibatkan gangguan jantung, hipertensi, mengantuk di siang hari sehingga saat mengemudi kendaraan bisa membahayakan jiwa, atau bahkan kematian mendadak karena sleep apnea (henti napas saat tidur). 

Untuk menikmati "good night sleep" bagi kita para pendengkur, maka banyak hal yang perlu kita ketahui. Snoring atau mendengkur atau mengorok hanya akan muncul jika ada hambatan aliran pernapasan. Bisa terjadi hambatan di hidung, di mulut dan atau di tenggorok. Tepatnya lokasi mana yang menimbulkan bunyi dan menghambat pernapasan tersebut perlu pemeriksaan lebih lanjut dari dokter spesialis THT.

Pemeriksaannya sangat variatif. Secara pemeriksaan fisik bisa diperkirakan letak hambatan pernafasan misal: Concha hipertrophy (kerang hidung yang besar), tonsil hipertrophy (amandel yang besar), lidah besar, kegemukan (obesitas) akibatnya timbunan lemak di dinding tenggorokpun menebal sehingga rongga aliran nafas menjadi sempit sehingga bisa menghambat pernafasan. Langit langit tenggorok yang kendor dan anak tekak (uvula) yang panjangpun bisa menimbulkan bunyi pada dengkur. 

"Kecapekan bisa menimbulkan dengkur, karena terjadi relaksasi maksimal semua otot, sehingga lidah jatuh ke belakang, membuat lidah menjadi penghalang aliran udara, jelas Dr Henny.

Radang tenggorok kronis, dahak yang selalu ada tiap pagi, mulut kering kerap kali juga disebabkan karena dengkur. Jadi jika dengkurnya tidak disembuhkan maka tenggorokan tidak pernah nyaman.

Amati gaya dengkur pasangan tidur Anda, kalau perlu videokan kemudian berkonsultasilah dengan dokter THT, dokter jantung atau dokter paru. Mereka akan memberikan penjelasan terkait dengkur pasangan Anda. Resiko kesehatan yang bisa muncul akibat dengkur ini, harus dilihat kasus perkasus karena masing-masing pendengkur permasalahannya bisa berbeda-beda dan penangannya juga berbeda-beda. 

Bisa disimpulkan, bahwa obstructive sleep apnea (mengorok yang sampai menghambat aliran napas) adalah penyakit struktur yang hanya bisa diatasi dengan melonggarkan struktur yang menyumbat tadi.

Misal karena kerang hidung besar maka bisa dilakukan tindakan concha reductie atau conchotomy untuk mengecilkannya. Bila yang masalah adalah amandel yang besar maka pengangkatan amandel adalah solusi. Bila kegemukan maka solusinya menguruskan badan. Bila langit-langit dan anak tekak yang kendor solusiya dengan UPPP (uvulo pharyngo palato plasty). Besarnya lidah bisa diatasi dengan operasi tongue base channeling (mengkerutkan basis lidah).

Penanganan dengkur yang sampai menghambat pernafasan ini tidak hanya dengan cara operasi. Penggunaan alat seperti chin retractor, mouth piece tounge device, CPAP (continuous positive airway pressure) adalah pilihan disesuaikan dengan di level mana terjadi hambatan pernafasan pada penderita. Bila cara penggunaan alat-alat bantu tersebut masih belum memberi rasa nyaman pasien dan pasangan tidur, maka tindakan operatif adalah solusi.

Operasi untuk masalah obstuructive sleep apnea saat ini setelah ditemukan teknologi plasma coblation, bukanlah operasi yang berbahaya. Alat plasma coblation ini memiliki triple function pada satu ujung (sucction, controlled ablation, dripping NaCl), akibatnya hasil potongannya bisa dibilang tidak berdarah, tidak terbakar (karena suhunya hanya 40 derajat celcius) dan endingnya terbentuk pengkerutan.

Pengkerutan untuk kerang hidung yang besar, langit langit tenggorok yang kendor dan basis lidah yang besar adalah hal yang kita inginkan untuk memperlebar jalan napas pada kasus dengkur. Dan saat ini di negara maju, alat plasma coblation ini sudah sangat biasa digunakan untuk operasi pengangkatan amandel disebabkan tingkat keamanannya yang tinggi. Operasi UPPP (uvulo pharyngo palato plasty) juga sangat terbantu jika menggunakan alat ini.

* Salah satu artikel kesehatan yang pernah saya tulis untuk keperluan buletin kesehatan RS Columbia Asia Semarang. Menyenangkan kembali mengingat perjalanan menuju ke sana. Meet and greet with the doctor, dan banyak dapat sharing ilmu kesehatan. Next time, semoga akan ada masanya kembali ke sana. Be there done that!

No comments:

Post a Comment