Wednesday, November 21, 2018

Asma Bukan Alasan Tak Bisa Hidup Normal

Menjalani hidup dengan asma, tidak perlu khawatir tidak bisa hidup normal. Asma merupakan kondisi yang dapat dikendalikan asalkan pasien menerapkan disiplin terhadap anjuran Dokter, baik dalam hal penanganan, maupun pencegahannya.

Seperti diketahui, asma merupakan penyakit yang hilang timbul. Terjadi radang kronik pada saluran napas, yang disebabkan hipersensitif terhadap sesuatu, misalnya makanan tertentu, kelelahan, terpapar debu/asap, infeksi, dan stres. Akibatnya paru-paru menyempit sehingga menimbulkan batuk sesak. 

"Asma memiliki episode kekambuhan, namun bisa dikendalikan agar tidak sering kambuh," demikian diungkapkan Dr Priyadi Wijanarko, Sp. P, dari RS COlumbia Asia Semarang.

Meski asma tidak bisa sembuh, ditegaskan Dr Priyadi, asal dengan kerjasama yang baik, pasien asma bisa lepas obat. "Kalaupun tidak bisa lepas obat, bisa diobati dengan dosis terkecil, sehingga pasien tetap bisa hidup normal, dan tidak terkena efek samping obat. Jadi di sinilah peran obat bisa menjadi sahabat bagi pasien," ungkap Dr Priyadi gamblang.

Mengendalikan asma dalam jangka panjang adalah tujuan utama dalam pengobatannya, mengingat penyakit ini bisa kambuh kapan saja. Namun, berkembang tanggapan dimasyarakat awam bahwa penggunaan inhaler dalam jangka panjang adalah penanda penyakit asma sudah berat. 

"Semua itu tidak benar. Tiap penderita asma harus dapat menjalani kehidupan secara utuh tanpa dibatasi oleh penyakitnya tersebut. Untuk itu saya menyarankan obat jangka panjang yang kerjanya lokal dengan obat semprot (inhaler). Lagipula obat semprot langsung menuju ke target organ, dosisnya juga jauh lebih kecil seperlima puluhnya, jadi meski diberikan jangka panjang, sangat aman," tandas Dr Priyadi.

Sebagai bentuk pencegahan, bagi penderita asma sangat disarankan untuk mencurigai gejala asma yang timbul lebih dini. Gejala yang memburuk di malam hari bisa mengindikasikan bahwa asma yang dideritanya makin parah dan tidak terkontrol. 

"Ada fase batuk dan sesak, dibarengi dengan mengi yang berulang, yang kebanyakan terjadi pada malam hari. Timbul keluhan batuk setelah olah raga, setelah kontak dengan zat tertentu, biasanya dibarengi sakit flu yang lama. Inilah kenapa pasien asma juga sangat dianjurkan untuk mendapatkan vaksin influenza," demikian dijelaskan Dr Priyadi.

Namun, bukan alasan yang tepat, seorang penderita asma tidak boleh terlalu lelah. Selain pengobatan secara benar dan efektif, penderita asma justru sangat dianjurkan untuk tetap berolahraga. 

"Tidak ada masalah untuk berolahraga, selama kondisi tetap dikontrol. Karena berdasarkan penelitian, minimal olah raga seminggu sekali, dan olahraga yang sifatnya aerobik minimal setengah jam akan memperkuat otot-otot napas dan menurunkan risiko asma kambuh," jelasnya.

Selain itu, pemeriksaan kerja paru-paru dengan tes spirometri juga sangat dianjurkan, "alat ini untuk mengukur pengembangan kerja paru-paru, untuk mengetahui apakah ada penyempitan saluran napas," ungkapnya.

Biasanya pasien akan diminta untuk bernapas beberapa kali di dalam mesin tersebut guna mendapatkan data yang konsisten. Ini untuk mengetahui apakah saluran pernapasan pasien terhambat, data yang didapat kemudian dibandingkan dengan pengukuran rata-rata untuk orang-orang seusia pasien tersebut.

No comments:

Post a Comment