Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya mengonsumsi jajanan, baik itu makanan atau minuman yang bersih dan sehat. Namun, faktanya, orang tua terkadang kecolongan dan baru mengetahui anaknya jatuh sakit setelah keseringan mengonsumsi jajanan tidak sehat.
"Jajan tidak sehat jelas tidak bagus ya untuk kesehatan anak-anak," demikian ungkap Dr Darmono SS, MPH, SP.GK, Spesialis Gizi RS Kariadi Semarang. "Banyaknya zat-zat yang terkandung di dalam jajanan tidak sehat, seperti pengawet boraks atau pewarna rodamin, pemanis siklamat, bisa membuat kerja organ-organ tubuh menjadi berat." jelasnya.
Saluran cerna pada tubuh yang bekerja tidak optimal bisa berdampak buruk pada kerja organ tubuh lain, yaitu hati. Peradangan hati karena toxin, akibat terpapar zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh dalam jumlah banyak bisa menimbulkan penyakit hepatitis. Selan itu, saluran pembuangan juga tidak bisa bekerja optimal.
Jajanan sehat, menurut Dr Darmono, seharusnya disesuaikan dengan tumbuh kembang anak. "Window Period atau masa emas anak untuk tumbuh dan berkembang jelas tidak boleh terganggu," ungkapnya. Dari sumber yang diperoleh dari WHO, banyak anak-anak cenderung tidak menyukai buah dan sayuran, sehingga mereka rentan kekurangan vitamin A.
Pemerintah lalu menggalakkan pemberian tambahan kapsul A di atas umur 6 bulan yang rutin diberikan di posyandu. "Kapsul A ini sangat dibutuhkan tubuh anak yang tengah dalam masa tumbuh kembang. Kandungan di dalam kapsul vit A membantu mengatasi diare, infeksi saluran pernapasan dan pencernaan," imbuhnya.
Sarapan itu bagus
Selain perlunya mengajarkan anak-anak untuk menyenangi makan buah dan sayur sejak dini, kebiasaan sarapan sebelum berangkat sekolah juga perlu ditanamkan. "Sarapan itu bagus ya, selain mencegah menurunnya konsentrasi anak saat belajar, sarapan juga menghindarkan anak-anak untuk tidak mengonsumsi jajanan tidak sehat," jelas Dr Darmono.
Ibu di rumah yang memiliki anak-anak yang tengah dalam usia tumbuh kembang harus mulai bijak memilihkan jajanan yang sehat. "Yang penting bahan-bahan makanan itu harus diolah dengan baik dan higienis, juga mengandung cukup energi dan protein," imbuhnya.
Program makan bersama atau pemberian susu secara berkala di sekolah diakui Dr Darmono juga cara yang bagus dari sekolah untuk mengajarkan anak-anak mengonsumsi makanan sehat. Selain itu, program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) yang sudah digalakkan sejak era pemerintahan Soeharto patut juga kembali digalakkan.
PMTAS merupakan kerjasama komite sekolah bersama orang tua murid untuk menyediakan makanan sehat bagi anak-anak. Makanan tersebut harus mengandung nilai gizi, di antaranya energi sebesar 250 – 300 Kkal dan protein sebesar 5 – 10 gram. salah satu tujuan dari program ini adalah menekan keinginan anak-anak untuk mengonsumsi jajanan tidak sehat.
No comments:
Post a Comment