Thursday, November 29, 2018

Mengenal Cacar Air

Cuaca akhir-akhir ini yang tidak menentu, rentan munculnya berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah penyakit cacar air, yang secara medis disebut varisela.  Umumnya cacar air diderita oleh anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun dan lebih jarang menyerang orang dewasa. Hampir semua orang dewasa yang pernah mengidap cacar air tidak akan tertular lagi.

Cacar air yang disebabkan oleh virus varisela zoster ini dapat menular dengan sangat mudah dan cepat. Infeksi virus varisela Zooster, menyebar dari udara melalui saluran pernapasan dan adanya kontak dengan penderita cacar air.

Dr Edwina Winiarti, SpA, dari RS Columbia Asia Semarang, mengatakan, gejala cacar air terbagi menjadi tiga fase. Pertama, fase keluarnya ruam pada tubuh. Pada fase ini biasanya disertai demam, lesu, nyeri kepala, pilek, batuk sakit tenggorokan selama kurun waktu 2-3 hari.

Fase kedua yaitu fase erupsi, yaitu munculnya bintik merah berisi cairan (fesikel) biasanya dimulai dari daerah atas (wajah), kepala menyebar ke seluruh tubuh. Lalu, fase terakhir  yaitu tahap akhir cacar air. Pada tahap ini bintik merah berisi cairan akan pecah dan mengering (koreng)

Apabila anak timbul cacar air, perlukah vaksinasi cacar air untuk mencegah bertambah banyaknya bintik merah di tubuhnya? Dr Edwina menjelaskan bahwa vaksin varisela bekerja untuk mencegah tertular atau terkena cacar air. Apabila sudah terjadi cacar air, maka vaksinasi varisela tidak diperlukan. 

Lalu, bila anak pernah terkena cacar air, apakah perlu divaksinasi cacar air? Diungkapkan Dr Edwina, pemberian vaksin tidak perlu, karena setelah terkena cacar air maka tubuh akan dengan sendirinya membentuk kekebalan tubuh (antibodi) terhadap virus cacar air. Secara teori, anak yang sudah terkena virus varisela, tubuhnya sudah membentuk antibodi, sehingga tidak akan tertular lagi.

Sementara itu, apakah perlu adanya upaya pencegahan penularan virus apabila di dalam rumah atau sekolah ada penderita cacar air? Dr Edwina menjawab, selain menghindarkan anak dari kontak dengan penderita cacar air, upaya pemberian vaksin varisela juga bisa diberikan pada masa 96 jam setelah terkena kontak penderita cacar air. 

Perlu diwaspadai, penularan virus cacar air ini tak terkecuali bisa juga terjadi pada bayi di atas usia satu tahun. "Bayi bisa juga terkena cacar air yang tertular dari ibunya. Untuk itu, sangat dianjurkan pemberian vaksin varisela pada anak umur setahun sampai dengan umur delapan belas tahun. Vaksin diberikan satu kali seumur hidup," jawab Dr Edwina.

Cacar air juga rentan menyerang orang dewasa. Melalui informasi yang berkembang di masyarakat, cacar air pada orang dewasa lebih membahayakan. Itulah kenapa lalu banyak orang tua risau jika selama masa kanak-kanak, buah hati mereka belum terkena cacar air. "Tidak ada masalah apabila selama masa anak-anak belum terkena cacar air, karena kemungkinan tidak ada yang menulari, dan daya tahan tubuh anak bagus," jawab Dr Edwina.

Meski tidak ada penanganan khusus untuk mengobati cacar air, namun perlu diwaspadai jika cacar air timbul disertai komplikasi. Dr Edwina menjelaskan, biasanya pneumonia (sesak napas) dan daya tahan tubuh tidak bagus, maka akan memengaruhi proses penyembuhan cacar air. Apalagi bila ada penyakit sebelumnya misalnya anak dengan penyakit leukimia. Obat-obatan yang diberikan biasanya akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga membuat tubuh rentan terhadap virus. 

Lalu, bagaimana upaya penyembuhan setelah terkena cacar air? Dr Edwina menerangkan, secara umum cacar air akan sembuh dengan sendirinya, tanpa perlu penanganan medis. Penyembuhan cacar air tidak memerlukan pemberian antibiotik, kecuali perlu ada pemberian obat untuk infeksi sekunder pada tubuh. Namun, semua tergantung dari daya tahan tubuh masing-masing anak.

Ia menandaskan, yang terpenting adalah bagaimana memperbaiki daya tahan tubuh penderita cacar air. Melalui konsumsi makanan yang bergizi, dan istirahat cukup. Obat-obatan juga bisa diberikan untuk keluhan (simptomatik) yang menyertai, misal batuk, pilek, atau demam. Selain itu juga vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Hindari anak menggaruk bintil cacar air karena dapat meningkatkan risiko infeksi dan menyisakan bekas luka yang dalam (bopeng). Membungkus tangan dengan sarung tangan atau kaus kaki saat tidur juga dapat mencegah garukan, terutama pada anak-anak. Losion, bedak kalamin, atau mengonsumsi chlorphenamine (cocok diminum anak-anak berusia satu tahun atau lebih) juga meringankan gatal-gatal di tubuh. 

Dr Edwina menandaskan bahwa anggapan masyarakat selama ini bahwa penderita cacar air tidak diperbolehkan mandi, adalah salah. Penderita cacar air justru diperbolehkan mandi untuk menghindari gatal yang berlebihan. Karena keringat yang mengandung kuman penyakit justru mencetus munculnya bintik-bintik baru, dan gatal.








No comments:

Post a Comment