Saturday, December 10, 2011

Duplicity, Penipu yang Tertipu

Sebuah repost

Film-film full twist yang cerdas adalah kesukaan saya dan Duplicity mampu menyuguhkan itu. Di sepanjang film berputar, saya dihadapkan pada banyak intrik dan konspirasi indah penipuan kelas tinggi berbalut drama asrama antara dua penipu yang terlibat di dalamnya.

Claire dan Ray bertemu pertama kali di sebuah pesta. Ray yang saat itu bergabung sebagai agen M16 berhasil mengajak Claire, sang agen CIA 'get laid', ini semua demi mendapatkan informasi tentang kasus yang sama-sama mereka tangani. Namun, bukan Claire namanya jika ia tak bisa mengelabui Ray terlebih dulu. Claire membius Ray dan berhasil mengambil semua hasil penyelidikan Ray.

Lima tahun kemudian..

Takdir mempertemukan mereka kembali di New York. Keduanya tak lagi bekerja sebagai agen pemerintah namun tergabung dalam tim sebuah grup pencari informasi (counter-intelligence). Ray bergabung di Equikrom dan Claire sebagai informan di Burkett & Randle.

Dua perusahaan kelas kakap ini selalu terlibat persaingan yang intens untuk menjadi yang terbaik. Howard dan Garsik selaku owner saling sikut dan berusaha mencari tahu kelemahan satu sama lain. Sedikit menghibur di opening-nya, Tom Wilkinson dan Paul Giamatti yang sukses memerani dua owner perusahaan bergengsi ini saling adu jotos dalam gerak slow motion.

Sebagai agen Equikrom, Ray ditugaskan menelusup diam-diam ke dalam perusahaan Burkett & Randle. Claire tak lengah, ia tahu dirinya sedang diawasi. Iapun mencurigai dan terus memata-matai aksi Ray yang hendak mencuri formula produk yang bakal diluncurkan Burkett & Randle.

Ray tak hilang akal, ia berhasil melempar jurus terjitu dan membuat Claire 'mabuk'. Bisa ditebak, sekali lagi, reuni dua penipu ulung itupun berakhir di atas empuknya kasur, dalam kedekatan raga penuh peluh membasuh tubuh mereka. Lalu benarkah Ray dan Claire terjebak pusaran badai cinta? Tak bisa ditolak, mereka terjebak dan terperangkap dalam getar-getar rasa yang hadir di hati mereka, ada cinta yang sekuat mungkin coba ditepis keduanya.

Ahh..cinta memang aneh, dia punya kuasa memutarbalikkan apapun juga. Hmm, nice!. Inilah serunya 'Duplicity', dikemas tak kacangan. Tak hanya intrik dan tipu menipu di level jenius tapi ada cinta dan cemburu yang juga dihadirkan di sini. Claire dan Ray yang semula beranggapan mereka seperti musuh dalam selimut pun akhirnya memilih bekerjasama. Demi meraup keuntungan besar, mereka membelot dari tim. Mengincar juga formula produk yang diingini Howard dan Garsik.

Sampai pada puncak cerita, saya dihadapkan pada siapa yang harus dipercaya dan siapa yang bukan. Sempatlah saya berpikir Ray mengkhianati Claire dan dia memilih menyimpan sendiri formula produk yang sudah dicurinya. Namun kenyataan yang lebih pahit terjadi. Dibalik konspirasi maha rumit itu ternyata ada lapis konspirasi lain yang terungkap. Ray dan Claire dijebak, inilah yang lalu tepat saya nilai, mereka penipu yang tertipu.

Jangan pernah kedipkan mata saat menyaksikan serunya 'Duplicity'. Anda mungkin saja melewatkan plot-plot penting yang bergulir. Maklum saja, Tony Gilroy cukup cerdas meramu cerita ini dan menghadirkan berbagai lapisan dan plot twist ke dalamnya. Tony bahkan menyisipkan sebuah pertanyaan untuk kita jawab: bisakah ada cinta dan sebentuk kepercayaan yang hadir dalam diri seorang penipu kelas kakap macam Claire dan Ray?

Kembali lagi, inilah reuni duo bintang besar, Clive Owen dan Julia Roberts. Tak akan sulit bagi keduanya membangun chemistry, karena mereka pernah melakukan itu di 'Closer'. Untungnya mereka berdua sangat lihai bermain watak. Sangat asik menikmati dialog yang menunjukkan ketertarikan mereka satu dengan yang lain, tetapi di kesempatan lain, ada ketakutan seorang penipu yang menghinggapi diri mereka, ketakutan jika ditipu.


Salam

No comments:

Post a Comment