Saturday, December 10, 2011

"Pria Tampan Ke Laut Saja, Sana!.."

sebuah repost

"TIDAK perlu cakep, yang penting hatinya baik," Begitulah Mitha memuji suaminya, Danu. Pasangan Mitha dan Danu memang ibarat pasangan dalam dongeng yang melegenda, Beauty and the beast. Danu yang secara fisik kurang menarik tidak membuat Mitha lantas berpaling.

Apakah ini semacam fenomena, ketika kaum hawa tak lagi memandang pria dari segi fisiknya saja, tapi juga dari kepribadian dan kepintarannya? "Buat apa ganteng kalo otaknya kosong," jawab Mitha semangat.

Fenomena ini bahkan diperkuat dengan sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh para ahli dari University of Tennesse. Dalam penelitiannya, para ahli psikologi dari universitas tersebut melibatkan setidaknya 82 pasangan suami istri dalam rentan usia sekitar pertengahan dua puluhan yang baru enam bulan menikah dan sebelumnya pernah berpacaran selama tiga tahun.

Analisanya, para wanita cantik yang menikah dengan pria berwajah biasa justru cenderung merasa lebih bahagia dibanding memiliki pasangan tampan. Sebaliknya, pria merasa lebih bangga dan percaya diri jika memiliki istri yang cantik.

Setelah ditelaah lebih jauh, kabarnya wanita memilih pria yang tidak menarik secara fisik karena mereka lebih mempertimbangkan karakter kuat pria. Para wanita percaya, pria berkarakter kuat sanggup memesona mereka. "Kenapa saya memilih Danu, karena saya menyukai pria yang pintar dengan attitude (kepribadian-red) diri yang bagus, meski secara fisik dia tidak menarik," ungkap Mitha.

"Setampan apapun pria jika dia amburadul, pemalas, arogan, egois, suka membantah dan mau menang sendiri, mending sana ke laut aja," ujar Mitha menggebu. Pria berkarakter kuat dinilai wanita justru lebih menonjol daya tariknya. Kekuatan daya tarik menarik inilah yang lalu menjadi penentu lecutan "chemistry" yang kuat dalam batin mereka.

Atas dasar alasan fisik yang tidak menonjol, wanita pun merasa lebih tenang hidup berdampingan dengan pria kurang menarik. "Mungkin karena merasa fisiknya tidak menonjol, Danu tak pernah bersikap neko-neko" jelas Mitha.

Namun terungkap dari para ahli dari University of Tennesse, kaum pria ternyata lebih memberikan penghargaan dan pujian terhadap kecantikan pasangannnya sementara wanita lebih merasa tenang karena memiliki dukungan dan perhatian suami. Meski cantik bersifat subyektif, studi tersebut juga menunjukkan adanya beberapa standar universal mengenai kecantikan yang diingini pria pada pasangannya, misal mata yang besar, wajah manis, atau bentuk wajah simetris.

Ini menunjukkan bahwa ternyata kecantikan mutlak penting dalam tahap awal suatu hubungan asmara, ujar kepala peneliti, James McNulty dari Universitas Tennessee. Hal ini diperkuat dengan penelitian terhadap sepertiga dari partisipan yang terdiri dari kaum istri yang tampil menarik, sepertiga lagi dari golongan kaum suami yang menarik dan sisanya adalah pasangan biasa.

Secara umum, pria pun disebutkan juga akan bersikap positif terhadap wanita atau istrinya yang terlihat cantik. Menariknya, penemuan ini mendapatkan pembenaran dari Dan Ariely, seorang profesor yang mengamati perilaku ekonomi di Program MIT di Media Arts and Sciences and Sloan School of Management.

"Pria sangat sensitif kepada wanita yang menarik. Sementara kaum wanita justru lebih peka terhadap tinggi badan dan penghasilan seorang pria," Bisa jadi ungkapan Dan ini mungkin yang lalu mendasari sebagian wanita menyukai pria berkantong tebal, meski tidak tampan namun tinggi tubuhnya ideal. Hingga banyak orang menjuluki wanita sebagai pribadi yang materialistis.

Sebenarnya dari hasil penelitian ini bisa menjadi cermin atas sebuah hubungan yang bisa saling menguntungkan, berkualitas dan saling mengisi. Suami yang kurang menarik pasti merasa bersyukur mendapatkan sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang lebih daripada yang mungkin bisa ia dapat. Rasa bersyukurnya ini yang lalu ditunjukkan dengan berusaha keras menjaga hubungan asmara dan pernikahannya tetap berjalan baik. Seperti juga terwujud lewat sikap tidak neko-neko yang ditunjukkan Danu pada Mitha.

"Sebaliknya pria yang tampil dengan fisik menarik cenderung akan merasa hebat seperti berada diatas angin, anggapannya mereka bisa mendapatkan wanita yang lebih cantik dibandingkan pasangannya saat ini," ungkap McNulty. Bahanyanya, kecederungan inilah yang seringkali menjadi penyebab timbulnya penyakit "selingkuh' yang tumbuh subur di dalam sebuah keluarga.

Namun nyatanya, wanita kini semakin cerdas dan bijak menanggapi hasil penelitian ini dengan tidak lagi condong untuk memilih pasangan yang rupawan. Pilihan yang menjanjikan pun jatuh pada pria yang fisiknya kurang menarik. "karena lebih nyaman dan tenang berada dekat dengan mereka. Pria seperti ini juga bersikap mendukung dan sangat pengertian, "ungkap beberapa partisipan.

Apapun hasil penelitian yang telah dilakukan para ahli tersebut, kembali lagi ini hal yang manusiawi. Bahwa perkara ganteng atau tidak, menarik atau tidak itu semuanya relatif untuk setiap pribadi. Tentu saja penampilan bukanlah parameter utama dalam menilai seseorang.

Percaya saja segala sesuatu yang tidak memiliki arti bisa begitu berarti jika kita bersedia untuk mencoba memaknainya, karena disetiap kekurangan yang dimiliki pasangan pasti terselip 'nilai lebih' yang jauh lebih berarti.

salam

1 comment:

  1. Ada suatu pertanyaan yang masih mungkin bisa di bilang belum terjawab sampai saat ini...
    Apakah pria ganteng,menarik,berkepribadiankuat,dll yang membuat wanita menjadi jatuh cinta ataukah jatuh cinta yang membuat pria terlihat menjadi ganteng,menarik,berkepribadiankuat,dll...???

    ReplyDelete