Wednesday, July 14, 2010

Tua atau Muda, Itu Soal Pilihan

Sebuah repost

Pernah muda dan belum ingin menjadi tua..aiiih gegara mendengarkan desah suara manja BCL menyanyikan lagu 'Pernah Muda' saya pun terinspirasi menuliskan status itu di facebook, beberapa waktu lalu.

Siapapun yang tua memang pernah merasa muda, sedang yang muda tak akan berharap menjadi tua. Titik Puspa di usianya yang mendekati senja, meski rela dipanggil eyang tapi jiwanya tak pernah ingin menjadi tua. Dan tak usah jauh-jauh memandang yang lain, mama saya adalah contoh terdekat. Tahun ini usianya genap 58 tahun. Saya boleh bangga, mama saya masih terlihat cantik, meski kerut halus menghiasi sudut-sudut wajahnya, tapi itu tak menyinggirkan kecantikan mama yang terpancar, abadi.

Bertanya si anak bengal pada mama di suatu waktu, "apa sih rahasianya mama masih terlihat awet muda?". Saya tahu persis mama saya bukan tipe wanita yang rajin ke salon untuk sekedar facial atau merawat kuku, tangan dan kaki. Wanita paruh baya ini lalu berbagi rahasianya, "ikhlas dan merasa bahagia setiap saat, itu saja". Sesederhana itu kah? sedang bagi saya meraih ikhlas masih sangat sulit diaplikasikan dalam hidup.
"Urip kuwi ora usah ngoso, cah ayu". (red- hidup itu tak perlu ngoyo). Ini salah satu pesan penting mama pada saya. Jalani saja, nikmati dan lalu syukuri apa yang sudah di dapat. Toh, Tuhan sudah memberikan porsinya dengan adil. "Jika kamu sudah mengamalkan itu, bahagia dan ikhlas akan mudah kamu raih"
Ke-tua-an bagi mama bukan suatu kelemahan dan lantas membuatnya tak lagi aktif. Julukan si lincah mungkin tepat disandang mama. Beliau tak pernah bisa diam di tempat. Sepertinya otak, mata yang tajam, serta tangan dan kakinya yang kuat selalu dipaksa untuk aktif. Bahkan sakit apapun itu tak pernah membuatnya tertahan seperti dibelenggu rantai.

Cara bicaranya tegas, namun tetap mengesankan lembut. Beliau mendidik kami bertumbuh dan berkembang dengan cambukan disiplin ketat layaknya tentara. Dan meski beban memberat di pundaknya, tapi itu tak menyurutkan langkah beliau untuk maju melangkah melakoni hidup.

Menua tak berarti melemah. Acap kita dengar orang menggunakan ketuaannya sebagai alasan untuk tidak produktif, boleh alpha, bahkan khilaf. Justru 'ngunduri tuo', seharusnya bijak, makin memperbanyak amal demi menumpuk pundi-pundi pahala. Inilah bekal jawaban di akhirat kelak saat ditanya Tuhan tentang hidup dan kehidupannya di dunia.

Menilik kehebatan Hugh Hefner sang bos playboy memacari banyak gadis, atau Datuk Maringgih yang keukeuh menikahi Siti Nurbaya meski dia merenta dimakan jaman, membuat saya berpikir, pantaslah duo dynamic ini dilabeli si Tua-tua Keladi, makin tua justru makin menjadi. Ke-tua-an tak membuat mereka memudar, justru makin gahar. Bahwa mereka merasa masih pantas disebut hebat.

Ahh..dunia memang sudah makin menggila..

Hugh Hefner dan Datuk Maringgih boleh saja ingin dibilang hebat, namun menolak fisik menjadi tua, bagi mereka adalah mustahil. Kecuali jika mereka memiliki siklus hidup yang sama terbaliknya seperti tokoh fiktif Benyamin Button, lahir dalam ketuaan dan mati menjadi bayi. Namun, ingin tetap muda atau memilih menua saja adalah pilihan hidup masing-masing pribadi. Yang terpenting adalah tetap membangun jiwa yang sehat dan bermanfaat.

Seperti halnya Kolonel Sanders, sang pendiri waralaba ayam goreng terkenal, KFC. Rintisan bisnis ayam lezat ala Sanders, membuatnya justru dikenal sebagai pak tua yang sukses di usai senja. Kerentaan tak menghalangi jalan suksesnya meramu resep ayam goreng tepung yang so crunchy. Kini, wajah khas berkacamata dengan uban menutupi seluruh kepala dan seringai senyum terbaiknya, terpampang jelas di seluruh gerai makanan cepat saji, "Kentucky Fried Chicken" yang tersebar di seantero negeri. Sungguh, pak tua yang hebat dan bermanfaat.

Dan benar adanya, bahwa kehidupan bukanlah melulu menyoal usia. Toh, kita pasti akan menua dan mati. Sebelum dihinggapi kecewa karena terlalu sibuk mengejar harta hingga tak sempat menikmatinya, dan kematian abadi terlebih dulu datang menjemput, jadi lebih baik nikmati saja proses hidup yang berjalan".

Mendiang Bruce Lee, sang legenda martial arts, pun sangat menikmati hidupnya kini, disini. Bukan pada masa lalunya. Pesannya sebelum berpulang menuju kehidupan abadinya,
"Tak ada yang perlu dicemaskan dari masa depan, karena yang penting bukanlah seberapa panjang hidup Anda, tetapi bagaimana Anda hidup bermanfaat di dunia ini, itu yang lebih penting".
Ah, inilah sebuah pembenaran atas bunyi tag iklan, "Menjadi tua itu pasti. Tetapi, menjadi muda itu soal pilihan"

Salam!



*) Postingan pertama, setelah lama menjalani kontemplasi *dikeplak sandal..bohong ding, kontemplasi apaan, dikejar banyak deadline sih iya* :))

No comments:

Post a Comment