Wednesday, June 13, 2012

alibi, cara berkelit nomor wahid

"alibi yang cantik", pesan singkatnya muncul di layar hape, setelah sms yang mengabarkan kepulanganku pada mama, hal yang rutin aku lakukan menjelang pulang beraktivitas, justru aku kirimkan padanya. aku berkelit, "oh, maaf ya, salah kirim..."

aku memang tengah menyembunyikan kebenaran saat itu, bahwa ya, aku sebenarnya sangat ingin tahu kabarmu. dan mengirimkan sms 'salah sasaran', sebuah cara paling pas agar kamu merespon kabar itu. karena tak mungkin aku berkabar, sekedar mengirim pesan singkat, "aku pulang ya.." aku toh rela dibekap gengsi. bukan orang kebanyakan, karena yang aku hadapi, faktanya manusia langka.

apa aku tengah beralibi? hm, mungkin ya.
pada siapa pula harus meminta tolong keluar dari lingkar masalah jika bukan pada alibi yang memang cantik. inilah cara berkelit nomor wahid. menghindar sejauh mungkin dari fakta, kebenaran dan kejujuran, namun dikemas begitu indahnya. yang tampil di permukaan pun hanyalah sebuah kepolosan, seakan tak tahu menahu atas apa yang tengah terjadi.
ya, alibi hanyalah alibi, dia tidak lebih dari sekedar “alasan untuk membenarkan diri”. sebuah alasan yang tidak lagi bisa kamu bantah namun sangat tabu untuk dilafalkan. setidaknya kamu tidak akan mati dalam keadaan terdesak, dan alibi lantas dicari untuk menyelamatkanmu dari masalah.
siapa yang tak takut mati, atau mimpinya hancur menjadi debu yang membedaki langit, terbang dibawa angin? saat misteri dicari dan menjadi sebuah kebenaran yang lambat laun tersingkap, sejatinya alibi yang akan menjadi senjata yang siap meluluhlantakkan asamu sendiri. jika benar, kamu memang tengah menyembunyikan sebuah fakta.

fakta yang tidak akan bisa kamu ingkari. bahkan ia sudah seperti racun yang merasuk masuk tanpa permisi ke dalam nadimu dan membuatmu sekarat seketika. lidah kelu, diam membisu. "maaf, aku tidak bisa membagi rahasia itu padamu.."
arrggh, alibi memang sanggup melampaui sebuah kata berkias indah. saat aku menyerah, salah, dan alibi menjadi pembenaran, sesungguhnya makin terlihat akulah yang bermasalah, karena tak kuat menyimpan rindu ini terlalu lama.
alibi..alibi..alibi, oh tolong aku...


No comments:

Post a Comment