Friday, June 22, 2012

ada apa dengan chemistry?

chemistry itu ibarat tali penghubung...aku pegang ujungnya, kamu pegang pangkalnya...coba saling menarik, jika terasa getarnya, berarti aku dan kamu merespon satu sama lain. ini berlaku juga buat hati. jika hanya aku atau kamu saja yang merasakan getarnya, itu seperti merasai cinta yang bertepuk dengan udara, kosong.

acap kita mendengar cerita sepasang kekasih yang gagal mempertahankan hubungan ke arah yang lebih serius karena merasa tak lagi menemukan kecocokan. hal yang sama terjadi pula pada sepasang suami istri yang menjalani kehidupan pernikahan belasan bahkan puluhan tahun lamanya, lantas bercerai dengan alasan yang sama. tidak cocok.
dear, kekasih atau pasangan itu tak seperti sepatu yang bisa diganti mengikuti suasana dan cuaca. jika tak suka, tak cocok, lemparkan ke sudut ruangan, ganti dengan yang lebih cocok pun nyaman di kaki. lalu, "kalau nggak cocok, kenapa dulu nikah?". tanyamu suatu hari, yang lalu menimbulkan jawaban yang selama ini kita cari yaitu chemistry.
kata ini tidak berkaitan dengan ilmu kimia, meski dianalogikan sebagai reaksi antara dua unsur kimia yang berbeda. dalam bahasa awam, yang aku pahami, chemistry adalah kecocokan. seorang SBY sekalipun membutuhkan chemistry itu sebagai salah satu persyaratan yang diajukan dalam menentukan calon wapres, pendampingnya.

sebuah ketidakccocokan adalah hal yang wajar. ibarat air dan minyak yang memang tidak akan pernah bersatu. karena memang tak pernah ada yang ideal nan sempurna di dunia ini. namun, chemistry ternyata tak selamanya bisa diandalkan mengikat aku dan kamu. kecocokan itu pun bisa menjadi tak abadi.

menerawang gelagat beberapa pasangan suami istri yang nampak serasi, tapi sebenarnya mereka tengah menyimpan "terasi" dalam pernikahannya. tinggal menunggu waktu aroma yang keras menusuk itu tercium keluar. mungkin, karena saat saling mengenal dulu, mereka sedang memakai topeng kepalsuan di wajah mereka. sayang, chemistry terburu terpercik, dan tak bisa dibendung, mengalir kuat menuju hati.

hm, bicara chemistry memang terasa sangat complicated, ya. dulu pernah ada dan lalu menguap cepat menjadi tiada. entah kemana. semoga tak terjadi pada kita
mari cari penyebab si chemistry itu datang dan mengobrak-abrik bilik hati kita. gegara jatuh cinta, dear. dua kata mujarab itu konon merupakan salah satu perilaku atau keadaan otak yang paling tidak rasional, yang dialami aku dan kamu yang mencinta. otakku mendadak bekerja tidak logis, karena dibekap rasa asmara. sehingga mata hati pun ikut buta akan segala kekuranganmu. ini keadaan diluar kesadaran. tak bisa mengelak, apalagi abai. jelekmupun aku terima.
perasaan cinta tersebut muncul setelah mata menerjemahkan ketertarikan pada fisik, lalu dari mata, tumbuh perasaan nyaman yang muncul di dalam hati dan memercikkan getar asmara yang lalu ditengarai sebagai lecutan chemistry. tapi apa alasan, kenapa chemistry bisa tiba-tiba hilang?

penyebabnya, karena tali hati yang saling mengikat itu mengendur, perlahan. getar-getar cinta yang dulu dirasa, tergerus bersama waktu, dan melemah, lalu hilang bersama cinta yang menguap bersama udara.
sementara, kata tante Joyce Catlett, ahli kesehatan mental dan pengarang buku Sex and Love in Intimate Relationships, yang aku pun belum pernah bertemu apalagi bercakap dengannya -- daya tarik seksual tidak berhubungan dengan waktu, dear. chemistry yang tak lagi dirasakan tersebut lebih disebabkan oleh rutinitas yang dijalani bersama pasangan dalam waktu lama, yang terasa semakin membosankan. hm, soal itu aku sepaham dengan tante Joyce. ru-ti-ni-tas itu seperti berputar pada sumbu, tapi hanya melihat ke depan. bosan.
daya tarik seksual itu dipengaruhi oleh munculnya hormon feromon, yang merupakan sinyal bawah sadar yang diproduksi oleh tubuh untuk menarik lawan jenis. sinyal yang tercium melalui aroma tubuh yang tak berbau tersebut, dipercaya dapat memengaruhi tingkah laku dan emosi seseorang terhadap lawan jenisnya.

ingatkah, bahwa aku dan kamu adalah dua pribadi yang berbeda namun saling melengkapi? cobalah kita kembali mengingat hal tersebut untuk membantu menjaga chemistry itu tetap ada di dalam hati. karena tak berarti aku dan kamu telah menjadi pasangan sehati, lalu saling 'memaksa' untuk selalu satu suara, bukan?
aku mungkin bisa setuju dengan kamu dalam beberapa hal, tapi boleh kan, dear kalau aku menyampaikan gagasan dan pemikiranku sendiri. percayalah, cara kita bertukar pikiran dan debat sehat di atas ranjang kita adalah salah satu cara menjaga hubungan yang terjalin ini tetap mesra.
aku menyetujui caramu yang sesekali membuatku penasaran dengan sikap misteriusmu, menantang dan sulit ditebak. tapi, bukan berarti aku sedang menghalalkan kamu boleh berbohong lho, dear. satu lagi, tentang rasa nyaman. aku menyukai saat kita punya banyak waktu untuk melakukan apapun bersama dan membuat itu sebagai hal baru yang menyenangkan. konon, itu juga merupakan poin penting menjaga getar cinta antara aku dan kamu tetap terasa

dan kamu, bagaimana rasanya saat chemistry itu memercik di dalam hatimu? next time, saat lega waktu kisahkan itu padaku, ya...



No comments:

Post a Comment