Thursday, June 07, 2012

hidup dan mati, takut atau berani?

apa rasanya mati? ini seperti disodori sebuah pertanyaan : "kamu bosan hidup kah?"..meski hidup yang dijalani teramat sulit, faktanya masih banyak orang yang menghendaki memperpanjang usia.
usia yang seharusnya berkah, karena percuma hidup jika hanya menyusahkan lingkungan sekitarnya. tak bermanfaat, tak guna.

dokter, tabib hingga dukun pun mengusahakan yang terbaik agar pasiennya sembuh dari sakit. apalagi jika bukan dalam rangka menunda sementara kematian, entah sampai berapa lama lagi.

ruang ICU yang dingin dan lembab pun sudah mirip ruang peradilan. menjadi saksi pertemuan jiwa dan sang pemilik hidup. bahkan, Tuhan menyelipkan pula pengalaman tak terlupakan pada beberapa orang pilihanNya. untuk merasai mati suri.

mati adalah suatu kepastian. Ia sudah mencatatkan dalam buku takdir kita. kapan lahir, kapan mati. siapa jodohmu, pun berapa banyak rejeki yang telah ditetapkan untukmu. semua sudah punya porsinya masing-masing.

siapa pula yang bisa menolak sebuah kematian. kita semua datang ke dunia dan akan meninggalkan dunia. entah kapan waktunya. jangan pernah bertanya pada saya. maaf, saya bukan ahli nujum apalagi cenayang.

menghadiri seremonial pemakaman pun sudah seperti latihan mental buat saya. "suatu saat aku juga akan seperti dia. terbujur kaku, berbalut kain putih pucat. mata rapat memejam, mulut beku membiru. aku tidur panjang dalam istirahat abadi"

dia yang telah meninggalkan dunia, telah menuntaskan tugasnya, sementara, saya, kamu, kalian masih harus menjalankan tugas yang telah menjadi amanah untuk dikerjakan hingga tuntas.

tetiba masanya menjalani kehidupan yang lebih kekal di alam lain, kita hanya perlu mempersiapkan diri. karena pertanyaan Tuhan mungkin bakal lebih sulit dari sekedar menjawab pertanyaan ujian sekolah. kita tak mungkin bisa menyangkal, apalagi berbohong.
Tuhan jauh lebih pintar dari yang kita perkirakan. sudah tahu jawabannya sebelum kita bisa menjawab pertanyaannya.
lantas, bagaimana jika hidup adalah mati. mengingat di dunia hanya menyuguhkan kepahitan, dan kesulitan. tak ayal, lelucon sarkastik pun bermunculan di udara "ah, panasnya lumayanlah, itung-itung latihan masuk neraka" . mendengarnya pun ada yang tergelak, hingga tersedak. miris sekali.

dunia dengan segala macam persoalannya telah membelit hidup. yang tak kuat pun bisa terjerembab masuk lubang berkubang dosa. kata ahli agama, butuh iman yang tebal, sementara kata sebagian budak duniawi, butuh duit yang tebal untuk bertahan di dunia yang kejam ini.

bunuh diri pun cara terbaik untuk berani menghadapi mati. sebuah cara untuk melepaskan diri dari segala permasalahan yang membelit hidup. bahwa dengan bunuh diri akan merasa jauh lebih tenang. sungguhkah?
ya, karena bagi mereka yang berani mati, semua kebaikan akan didapat ketika mati. maka mati adalah hidup untuk mereka, karena hidup bagi mereka sudahlah mati.
lalu, itu tak akan berlaku untuk kita yang masih ingin hidup kan?.
bahwa hidup bagi kita yang masih ingin hidup adalah berani menjalani hidup. hidup yang harus dijalani dengan kepala tegak sambil berkata "ces’t la vie, life goes on, bro".
so we got to live when we’re still alive

No comments:

Post a Comment