Wednesday, June 06, 2012

Apakabar?

apakabar hari ini, sehatkah, sudah makan belum? *kalau belum makan, beli sendiri, jangan suka ngrepoti minta traktiran*
tanya kabar acap terlontar manakala bersua setelah lama tak jumpa. sekedar kalimat sederhana, namun mengandung umpan mujarab. yang ditanya jadi merasa diperhatikan, dipedulikan. yang bertanya pun serasa mendapat jawaban melegakan. "syukurlah, Alhamdulillah, kamu baik-baik saja". inlah cara menumbuhkan sikap empati dan peduli pada sesama saudara, pun pada yang terkasih, entah kekasih atau pasangan jiwa.


begitulah adanya, bertanya kabar, sebagai ajang menautkan tali silaturahmi yang *mungkin* sempat terputus. apalagi kalau bukan karena jarak, bahkan perbedaan sikap, cara pandang juga pemikiran, dua anak manusia yang saling memanjakan ego memilih tak pernah lagi bertukar kabar. bertemu lawan kok kayak ketemu setan. takut, menghindar, melengos, lalu mlipir pergi sambil ngedumel "asem ik, ketemu meneh karo cah kuwi" (asem ya, ketemu lagi sama anak itu, red).

saran saja nih, sebelum pikiran negatif menari-nari di atas kepala, mending aktifkan sinyal positive thinking di dalam benak. daripada datang ngajakin debat kusir, atau parahnya menghindar bertemu, mending tanya saja kabarnya. dijamin si lawan bingung, masang muka bego. "hah, kok dia jadi baik gini ya, tanya kabar pulak". karena sebelum hatinya mengering akibat kebencian yang terus menumpuk, sirami jiwanya dengan sikap pedulimu. tak salah lebih dulu bertanya kabar. pahala surga toh sudah menambah padamu.

mama saya pernah berkisah, tentang Alm eyang yang pernah berujar begini,
"kalau tidak ada kabar dari anak-anak, itu berarti mereka baik-baik saja" 
hm, bisa jadi benar, tak perlu mengabarkan kabar buruk, dan cerita sedih, karena hanya akan membuat orang-orang yang terkasih merasa dibebani banyak pikiran dan pertanyaan. entah, pada akhirnya, kabar baik yang seharusnya dibagi pun lantas pelit juga dikabarkan.

duh, saya malah punya kawan yang malas ditanya kabar. karena merasa tidak bisa memberikan banyak waktu untuk kekasihnya, dia meminta sang kekasih untuk tak usah repot-repot bertanya standar, "sudah makan belum?, jangan lupa makan ya?" baginya, pertanyaan-pertanyaan itu serasa menyudutkannya. begini kira-kira kawan saya itu curhat bebas ke saya,
"pertanyaan itu malah seperti alarm dia buat ngingetin gue, nih liat kekasihmu yang jauh dari kamu sekarang pun juga butuh diperhatikan. sekedar kasih feedback kek, tanya balik, kamu juga sudah makan belum, sayang?..duh gue ga bisa deh begitu."
saya yang dicurhati malah makin miris dengernya. sementara kekasihnya yang juga kawan dekat saya justru tak pernah merasa terpaksa bertanya kabar. dia tulus dan merasa peduli pada kekasihnya yang terpisah jarak. bertanya kabar, itu sudah cukup baginya. "hanya agar dia tahu, aku peduli dengannya, meski kita jauh"

dan agar tidak tersesat pada cinta yang lain, saya infokan ya, bertukar kabar itu merupakan bagian dari ritual menjaga api cinta tetap menyala. "dulu saja pas pacaran, dia suka riwil tanya kabar tiap setengah jam sekali, deuh sampai pusing jawabnya." tapi kini, setelah akhirnya memutuskan hidup bersama dalam satu atap rumah tangga, ritual itu entah terselip dimana. lupa atau pura-pura lupa. hilang, seiring abai perhatian yang mengikis bersama waktu.
tanpa sadar, pasangan jiwa telah memutuskan menemukan cintanya yang lain. pergi menyatu pada jiwa yang lebih peduli.
saya ingat betul pesan dari mama saya, bukan tentang jumlah warisan yang diwariskan kepada tiga putrinya. sebuah pesan sederhana saja, "kalau mama sudah meninggal, tetaplah saling menjaga silaturahmi diantara kalian" begitulah jarak yang memisahkan, dengan menjalani kehidupan yang sudah kami pilih di masing-masing kita, bukan berarti harus memisahkan kedekatan emosional dan hati diantara kami, saudara satu darah.
"susah, sedih, suka dan senang bagilah sama-sama. dengan begitu kalian bisa saling menguatkan, saling mendukung, ketika ada satu yang rapuh dan terjatuh, maka yang lainnya akan menopang dengan semangat yang ditiupkan meski dari jauh"
ah, lalu kamu, sudahkah menanyakan kabar pada yang terkasih hari ini?


*nyampah juga disini

No comments:

Post a Comment