Saturday, June 02, 2012

Mimpi Coklat yang Tak Pernah Terbeli

coklat, saya menggilainya. sangat! warna, rasa, sensasinya saat lumer di mulut, hmm. susah diungkapkan dengan kata-kata. mengungkap kasih sayang lewat sebentuk coklat pun lazim terjadi pada setiap pasangan yang tengah kasmaran dan mencinta. dan jangan pula pernah menolak coklat dari pria yang punya perasaan dalam padamu. let him know, you're very special.
 
seorang anak tengah menguliti biji kakao

begitu tragis, miris, dibalik indah dan manisnya momen berbagi coklat, berbagi kasih sayang, saya terhenyak ketika membaca fakta. puluhan ribu anak-anak miskin di sepanjang Pantai Gading, Nikaragua dan Mali, Afrika Barat justru didera siksa karena dipaksa bekerja memetik biji kakao dengan upah seadanya.

pada jaman yang telah menghapus segala bentuk perbudakan, nyata-nyata hal tersebut masih terjadi. kemiskinan yang merajalela dan menjadi peer yang tak pernah tuntas di negeri kita, seakan menjadi pembenaran bagi orang-orang gila yang ingin mengeruk keuntungan untuk memperkerjakan anak-anak di bawah umur.

semua abai, semua menutup mata, dengan dalih kemiskinan, pelbagai pihak mulai dari petani, pedagang grosir, sampai eksportir, kompak menutupi fakta ini dengan segala cara, bahkan perantara yang mengirimkan anak-anak untuk diperbudak sampai biji-biji kakao itu berubah jadi coklat malah ditambah.

apa sih rasanya coklat?, bahkan mereka tidak tahu apa itu coklat. jemari, tangan hingga tubuh ringkih mereka masih harus terus bekerja, tak jarang kerap terluka. kepala mereka bahkan tak lagi dipenuhi angan dan ingin bermain ke pantai, berlarian mengejar layangan putus atau main gundu bersama teman-teman sebaya. kerja rodi telah menanti.
coklat itu bikin tenang, bikin senang, nak, tapi apa lacur, mengetahui kalian tak pernah senang apalagi tenang terus diawasi saat memilih biji-biji kakao itu. coklat telah merusak memori masa kecilmu, nak..memenuhinya dengan memori mengerikan.
ya, mengudap coklat itu terasa bagai memasuki surga dunia. ironis, suatu saat kalian punya kesempatan menikmati coklat, itulah neraka dunia yang pernah kalian kecap.

apa yang bisa saya perbuat untuk menghentikan mimpi burukmu, nak? berhenti makan coklat, mungkin. saya tak punya kuasa untuk menghentikan mereka yang telah memperlakukanmu dengan begitu buruk dan kejam, yang telah mencuri mimpi-mimpi dan inginmu, bahkan untuk bisa makan coklat sepuasnya.

dan meski kita berada di bawah naungan matahari dan bulan yang sama, sesungguhnya nasib dan takdir kita telah ditetapkan sang pemilik semesta. kenyataan di depan mata yang terjadi atas kalianlah yang menumbuhkan empati saya kali ini.
terimakasih telah menyadarkan diri untuk terus bersyukur, nak. ditengah hujan syukur masih bisa merasakan nikmatnya coklat, saya dikaruniai dua malaikat kecil yang tumbuh sehat, ditengah dunia yang kita semua tahu, terkadang kejam. dunia yang mungkin tidak adil bagimu.
malaikat kecil saya bukan penggemar coklat (permen coklat atau coklat batangan), meski dia bisa sesuka hati meminta dan saya meluluskan pintanya. si ganteng, sapaan akrabnya, tergolong anak yang picky eater (suka pilih-pilih makanan). mungkin dia tahu, terlalu banyak makan coklat bisa merusak giginya, seperti juga kalian, mengingat coklat, hanya akan merusak memori.

kelak saat ia beranjak dewasa, kisah kalian ini akan saya ceritakan padanya. dan semoga ia akan setuju, penolakannya terhadap coklat adalah bentuk kepeduliannya terhadap nasib kalian.

* sebuah repost

* video by Scorpion (Under The Same Sun) acoustic version. Scorpion adalah salah satu band yang kerap mengusung lagu-lagu balada bertema kemanusiaan dan peperangan. 'cause we all live under the same sun, we all walk under the same moon, then why, why can't we live as one


No comments:

Post a Comment