Wednesday, December 04, 2013

aku, sepi dan hati

sepi, aku bahkan bisa mendengar suara hatiku sendiri, suara yang kerap terabaikan karena suara-suara lain seakan berlomba meminta perhatian. "apakah kamu sedih dengan kesepian ini?" kata hati suatu waktu. "mungkin iya, tapi tidak juga," jawabku meragu.

"aku hanya pernah menjadi bukan diriku yang sesungguhnya. pura-pura. aku yang terlalu angkuh, ingin membuat dunia di sekelilingku senang, riang dan tenang. selayaknya badut, menyenangkan orang lain, meski hatinya kelu."

"tak inginkah kamu istirahat sebentar saja dari hingar bingar itu?" suara hati kembali muncul dengan pertanyaan yang ingin sekali kujawab, tapi terlalu takut.

"bukankah, jiwa tak sepantasnya dipenjara dalam tembok ketakutan. takut hanya karena tak ingin melukai hati banyak orang. dan lalu memilih memanipulasi diri sebaik mungkin," batinku.

gamang. kuputuskan mencari sepi. dan di sinilah kebebasan itu kutemukan. tak jauh mencari, sepi datang bersama hati. mereka teman sejati. hati bersedia mengosongkan ruang untukku agar aku bisa bertemu sepi.

sepi baik. ia memberiku waktu meski sekejap mengucap salam perpisahan dengan hingar bingar. bulat sudah keputusanku. tak lagi berbentur sudut dan sisi-sisi lain, aku mantap pergi bersama sepi.

"dan akhirnya kamu menikmati kesepian ini?", tanya hati. "boleh aku jujur, aku tersiksa, tapi setengah dari diriku melega. aku tak harus menyakiti hati lebih banyak orang lain dengan terus bermain pura-pura, aku tak harus menyakiti hati dia yang kucinta karena terus meminta. sudah saatnya aku memberi yang ia mau. melepas semuanya"

dulu, semuanya tersusun rapi di sana, di antara jutaan syaraf otak, memori tentang semua hal yang kini akhirnya berantakan kemana-mana. "sudah saatnya berbenah," hati kembali bicara. "ya, men-defrag ulang, membuang memori usang, dan menyimpan yang selayaknya dikenang,"kataku.

"lalu, akan kau apakan ruang kosong yang tak lagi berantakan itu?" hati kembali bertanya. "semua sudah kurapikan, kubenahi, agar saat dia dan semua kenangan itu datang, aku telah siap menerimanya hadir kembali." aku yang terlahir baru.


*dialog aku dan hati di tengah sepi dini hari*
*sebuah renote from mukabuku: January 18, 2013 at 12:45am

No comments:

Post a Comment