Friday, December 20, 2013

keseimbangan

hidup adalah tentang keseimbangan. bahwa aktivitas yang kita lakoni sejatinya harus dijalani seirama dan harmonis. ada saatnya berlari dan kemudian diam di tempat, menunggu dan lalu bergerak kembali. 

sebagaimana konsep Yin dan Yang, bahwa di dunia ini ada dua realitas yang saling melengkapi. ada keburukan, tapi pasti ada sisi kebaikan yang menutupi dan mengisi. keduanya berjalan serasi, mencipta energi. 

namun, tak dipungkiri, manusia hidup dengan segala dinamikanya. selama masa edar bumi, manusia akan terus bergerak dan meraih apa yang menjadi harapan, impian dan keinginannya. dan pada masa depan kelak mereka menaruh harapan-harapan baik untuk asa dan cita-cita mereka.

seperti halnya berkarir butuh pijakan tangga step by side. perlahan tapi pasti. ada passion yang dibawa, ada semangat yang dipacu, sekencang derap kuda melaju. target, deadline, promosi jabatan, dan sekeras apapun usaha kita menuju ke arah sana. 

tak ada yang salah. begitu juga mereka di luar sana yang berjuang atas nama loyalitas. kerja keras bagai kuda, dan rela dicambuk dan didera rutinitas yang berputar ulang. dan pada akhirnya tersadar sudah berada di lingkaran setan. sukar keluar.

Mita Diran adalah contoh nyata. seorang copywriter di salah satu perusahaan iklan itu harus menemui takdirnya. mati muda. cita-cita Mita gugur - tumbang di hadapan setumpuk pekerjaan dan menyisakan ia yang lelah. namun Mita pilih tak menyerah hingga ia akhirnya benar-benar kalah. Mita meninggal dunia setelah bekerja tiga hari tanpa tidur.

pada kisah Mita, saya bercermin, dimanakah letak keseimbangan hidup? saya barangkali pun tanpa sadar sudah tidak lagi harmonis - seimbang dengan hidup yang saya jalani. kadang-kadang (sok) sibuk, hingga saat diperlukan untuk keluarga, saya sudah tak lagi punya daya dan upaya. 

sementara, peneliti Jeffrey Greenhaus dan Gary Powell mengatakan pekerjaan dan kehidupan pribadi harus menjadi sekutu. saling mengisi dan melengkapi. butuh effort yang berlimpah untuk menjalani peran ganda ini. tak hanya sebagai pribadi mandiri, namun kontribusi sebagai orang tua, pasangan, teman, dan karyawan harus dapat meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis – terutama ketika semua peran bisa dikelola bersama-sama.

tapi tak dipungkiri, menjadi wanita multitasking adalah lakon maha berat. realitanya, saya tidak mungkin bisa menjalani semua peran dengan baik. sadar dan tanpa paksaan saya menjalaninya dengan segala kekurangan yang ada di sana dan di sini. 

keseimbangan nyata-nyata hanya menyoal sikap diri. bagaimana saya harus bisa mendedikasikan porsi waktu yang (minimal) sama untuk pekerjaan, keluarga dan kehidupan pribadi. dan menentukan mana yang lebih prioritas dan menyelaraskannya dengan prioritas pribadi. bisa jadi malah timpang, jika saya malah bimbang mana yang lebih penting untuk didahulukan. 

oke, saya mungkin cemerlang saat di kantor, tapi bisa jadi saya tak secemerlang saat harus berhadapan dengan anak-anak saya di rumah. jujur, terkadang lelah di luar sana, membuat saya tak benar-benar ada untuk mereka saat dibutuhkan. atau bolehlah saya dapat pujian dari si sulung karena masakan saya dapat acungan jempol, tapi di kantor, bisa jadi saya pekerja paling oon karena kerap melakukan kesalahan.

pesan mama saya boleh jadi benar, "tidak perlu ngoyo, rejeki sudah ada yang mengatur". kembali pada konsep Yin dan Yang, ini menyoal harmonisasi energi. semua yang berputar di alam ini sudah dikemas sedemikian apik.

bahwasanya keseimbangan energi, hanya diri sendiri yang bisa mengatur. jangan terlalu keras, tapi juga jangan terlalu lemah. asal jangan sampai abai dengan alarm tubuh dan rasa hati. 

pun, apa yang sudah dijalani jangan sampai menjadi beban diri. saya janji berhenti jika memang sudah tidak lagi mampu. tapi selama masih bisa melakoninya, saya akan menjalani dengan senang hati saja. tanpa beban.

karena saya percaya. ada saat di mana kita perlu berhenti sejenak. meresapi dan mengingat kembali. alam sudah menyediakan semuanya. kita hanya perlu mencari, menikmati dan mensyukuri.




selamat berkarya dan bekerja!

No comments:

Post a Comment