Friday, November 06, 2009

Menikmati 'Ketersesatan'

Sebuah repost

Barra Pattiradjawane si
chef ber-tatto nan seksi itu tak ingin mengikuti jejak sang ayah, menjadi diplomat. Dia malah asik 'tersesat' ke dalam dunia masak memasak. Dunia yang justru dia nikmati kala berhasil menemukan sensasi menakjubkan di setiap resep-resep baru yang diciptakannya.

Di suatu kesempatan mencicipi resep Barra yang terasa seksi di lidah itu, bertanyalah Barra pada saya..

Apakah kamu tersesat dan menikmati juga 'ketersesatan' mu itu, May?

Saya lantas menjawab cepat,

Yap, i'm lost! dan sama sepertimu, Barra, aku menikmatinya.

Bukannya takut tak akan kembali ke jalur utama karena tersesat, saya malah senang menyibak belantara maha luas itu, berharap mendapatkan yang indah disana, dan betul saja, memang begitu indah dan saya berharap tak ingin kembali ke jalur utama, meski itu berarti saya harus memulai lagi dari awal, separuh perjalanan yang sudah tertempuh.

Adalah saya dulu, yang terbiasa berkutat dengan coding-coding itu hingga mata jereng mendadak. Dunia yang sama sekali tak asing dengan disiplin ilmu yang 4 tahun sudah saya geluti. Jobdesk pertama, mengurus web content sebuah media online. Mulai dari merapikan web content yang acak kadut tampilannya sampai troubleshooting, dari urusan server macet, koneksi internet down, pfiiuuhh! saya kenyang melahapnya.

Lalu saya disuguhi sebuah tantangan, dihadapkan pada dunia yang jauh dari tempat saya berpijak saat itu. Berkubang dengan remaja dan segala pernak perniknya. Sebuah loncatan yang sungguh maha dahsyat. Butuh perjuangan untuk bisa menyelami kembali dunia mereka, mencoba memahami gejolak remaja, dan akhirnya menyebarkan spirit kaum muda lewat tulisan-tulisan. Jadi, dengan penuh kerelaan, saya tinggalkan segala hal berbau teknis itu, dan berkutat dengan dunia olah kata, olah rasa.

Terkikik saja mengingatnya, bagaimana tidak, jiwa seorang ibu muda tersesat dan dipaksa masuk ke dalam dunia remaja gaul. Ini menggoda, sungguh, dan saya tertantang memasukinya. Berharap sih ada yang segar dan indah disana. Dan benar saja, nyata-nyata makin jauh ke dalam, saya malah menikmati ketersesatan, berada diantara remaja, lengkap dengan tumpukan kata-kata dan kalimat-kalimat khas anak gaul. Ah, jangan-jangan saya sukses terkontaminasi menjelma jadi ibu muda gaul ya? ;)

Saya percaya saja, tangan Tuhan saat itu sedang bekerja, sibuk menunjukkan arah hidupnya untuk saya. Sengaja mungkin Tuhan menunjukkan jalur lain dari jalur utama hidup saya yang sudah saya tempuh, untuk memberitahu saya,

'ini yang terbaik untukmu, masukilah jalur tak terduga ini, kelak disana menanti rencana-rencana indah dan Aku yakinkan di balik rencana itu terselip berkah untukmu..'

Hai, Barra..tetaplah jadi chef seksi untukku ya?..karena sesungguhnya resep-resep ciptaanmu itu adalah berkah untuk semua orang, termasuk aku..si ibu muda yang gaul ini..hihihi ;)

No comments:

Post a Comment