Friday, November 06, 2009

Wanita Lebih Kuat

Sebuah repost

Saat mengetahui eyang putri jatuh sakit dan terkena stroke hingga mengalami lumpuh setengah badan, eyang kakung saya seperti kehilangan 'spirit'nya, menjadi tak berdaya. Melihat kelumpuhan eyang putri, membuat eyang kakung merasa feeling guilty, hingga membuat eyang kakung sakit dan akhirnya memilih menyerah, meninggal diusianya yang 75 tahun. Eyang putri malah lebih tegar, melanjutkan hidup dengan kelumpuhannya selama hampir 11 tahun lamanya. Tanpa pendamping, hanya anak dan cucu yang setia di samping beliau. Sampai akhirnya eyang putri berada di titik puncak kehidupannya, menyusul eyang kakung, tutup usia di usia 86 tahun.

Di sisi lain, menilik pada keluarga teman saya. Ayahnya memilih menikah lagi beberapa bulan setelah kematian sang istri tercinta. Bukan karena nafsu semata, tapi karena ayah teman saya ini merasa tak mampu tanpa pendamping di usianya yang makin renta. Meski sebenarnya ketakutan itu tak perlu karena anak-anak dan cucu pasti akan selalu mendampinginya. Dan sederhana sih alasannya, karena ternyata ayah teman saya ini tak ingin kesepian menghabiskan sisa hidupnya di ujung waktu.

Menilik cerita klasik dua keluarga ini, tertariklah kesimpulan sepihak dari saya,

bahwa wanita adalah bintang dan pelita bagi lelaki. tanpa pelita, laki-laki bermalam dalam kegelapan. dan tanpa wanita, laki-laki bagai pohon tak memiliki akar, akan mudah tumbang dan goyang..

Senyata-nyatanya wanita lebih kuat dan tegar tanpa laki-laki pendampingnya. Itulah kenapa banyak janda dibandingkan duda ya? hihihi. Saya mengambil contoh terdekat, eyang putri saya yang lumpuh dan kehilangan pendamping, justru membuat beliau tegar dan kuat menjalani sisa hidupnya yang lumpuh selama 11 tahun dengan keikhlasan.

Optimis!. Mungkin sikap positif itu pula yang ditunjukkan eyang putri saya. Meski harus bergantung pada kursi roda atau kurk, eyang putri optimis bisa menjalani masa-masa sulitnya. Dan eyang putri saya terbukti bisa melewati semuanya dengan perasaan ikhlas, 11 tahun dengan kelumpuhannya, tanpa pendamping yang seharusnya menguatkannya. Luar biasa!. Bahkan sikap optimis eyang putri memandang hidup juga mendapatkan penguatnya pada sebuah pengkajian yang dilakukan para peneliti di University of Pittsburgh.

Ah, bercermin pada cerita eyang kakung dan ayah teman saya, ternyata meski laki-laki diciptakan dengan fisik yang lebih kuat dibanding wanita, dengan badan kekar dan otot kuatnya, tak lantas membuat pria selalu terlihat kuat. Bahwa faktanya, justru wanita lebih kuat dan mampu bertahan hidup dibandingkan pria. Mau tahu kenapa?

- Wanita cenderung suka main aman. Sedang laki-laki yang mengalami gejolak 'badai testosterone', cenderung melakukan sesuatu yang berbahaya dan memicu adrenalin lebih tinggi dan pada akhirnya banyak pria yang terbunuh atau bunuh diri.

- Wanita tahan dan sensitif terhadap rasa sakit, tapi justru itu wanita mampu menangani rasa sakit itu dengan baik dan jarang mengeluh. Hebatnya, rasa sakit yang dialami tak membuat aktivitas harian mereka terganggu, mengurus rumah tangga tetap dilakoni dan bekerja juga dilakukan seperti biasa. Mama saya termasuk dalam poin ini. Saya saksinya.

- Yap..wanita (termasuk saya, yang wanita juga tentunya) peduli kesehatan. Tilik saja gaya hidup wanita cenderung teratur, dibanding pria. Lebih rajin menjaga pola makan, rajin olahraga, tak suka merokok, dan menghindari alkohol berlebihan. Itulah kenapa usia harapan hidup wanita jatuhnya lebih tinggi.

- Secara mental, wanita juga terbukti kuat dibanding pria, lebih tahan kesepian. Sedang pria boleh saja tak merasa berat musti 'jungkir balik' mencari nafkah untuk keluarga, tapi bakal 'nangis darah' saat ditinggal pasangan. Dan tak perlu menunggu lama, para pria yang 'kehilangan' ini akan mencari penggantinya *seperti ayah teman saya itu*.

Ingin menambahkan alasan lainnya?..monggo silahkeun!


*kepala mendadak pening*

No comments:

Post a Comment