Monday, October 08, 2012

menikmati 'sederhana'

  iwak pindang, tempe bacem, makan siang, lauknya marem!
mau dibilang pantun ngawur silahkan, mau dibilang pamer status makan siang juga boleh. intinya cuma satu kok, saya bersyukur, apapun itu yang saya makan. bersyukur, masih tersedia makan siang gratis pakek asik, buat saya yang malas keluar gedung kantor hanya untuk cari warung makan. belum lagi dilanjut bingung karena ga tahu harus makan pake apa *pake sendok dong, May*, plus sama siapa. yang satu selera mungkin bisa sama-sama, tapi yang beda selera, ya jangan harap bisa dapet barengan. makan sendirian mana asik.

buat yang suka pilih-pilih menu makan siang, tentu bukan masalah kalo memang ada dukungan dana maksimal, tapi yang hobi ngirit sampe kejepit kayak emak-emak macam saya, ya tentu bakal dua kali mikir buat makan 'mewah'. karena menu makan siang harus mengikuti kondisi dompet. hahaha, jujur banget kan saya. 

tepak makan jelas solusi indah *untuk saya, sih*. tepak makan sukses pula menampilkan tema kebersamaan, dalam situasi apapun. susah, senang, suka, duka. silahkan nikmati yang tersaji di tepakmu hari ini. entah suka atau tidak. ini juga dalam rangka menyelaraskan selera lidah.

untuk urusan perut lapar, buat saya, makan apa saja jadi terasa nikmatnya, selama dibarengi rasa syukur atas berkah nikmatnya makan. Alhamdulillah masih bisa makan teratur, meski lauknya sederhana. saya pernah mendapati kisah mengharukan seorang teman baik. luar biasa. baru kali ini saya melihatnya menangis, padahal dia tipikal pria yang keras. tapi begitu menceritakan seorang ibu tua yang duduk semeja dengannya saat makan soto di sebuah warung, saya turut terharu.

"ibu tua itu hanya memesan semangkok soto, mbak. makan dengan sangat hati-hati, dan menikmati. aku melihat ibu tua itu ingin mengambil tempe. antara ragu dan mau. sementara ia membawa minumnya sendiri, seplastik air. diminum perlahan sambil tangannya gemetar. aku hanya memandang haru. ingin kubelikan minum tapi takut menyinggung perasaannya. es jerukku jelas tampak sangat angkuh bersanding dengan air putihnya"

pada kisah teman saya itu, saya belajar tentang menikmati apa yang ada saja. bahwa cukup sesederhana itu untuk mencari ketenangan hidup. keinginan ibu tua itu sudah cukup. ia sudah tenang, dan bersyukur masih bisa menikmati semangkok soto hangat, meski tanpa lauk dan minuman dingin penyegar tenggorokan. sederhana yang ia pilih sudah membuatnya merasa kaya.

ya, karena mencari "kenyang" ngga akan pernah ada buat yang ngga pernah merasa cukup.

1 comment:

  1. Benar yang di katakan Kak Maya, segala sesuatu akan terasa nikmat, selama dibarengi rasa syukur, karena dari rasa syukur akan ada keberkahan, dari keberkahan akan timbul ketenangan dan letak ketenangan ada di hati/kalbu kita....

    ReplyDelete