Wednesday, October 24, 2012

ruang tunggu

aku selalu melihat kecemasan itu di matamu, di antara remasan dingin tanganmu sendiri. degub jantungmu kuat mengetuk dada...beg...beg...beg. tiba-tiba yang kamu tahu hanya jalan mondar-mandir...bukan lurus ke depan atau mundur ke belakang.

deret kursi, dan sajian beragam mimik wajah hadir di sana. cukup dua pilihan, kamu tinggal menunggunya. datang atau pergi. dan biarkan takdir bicara dan berkuasa.
ada pertunjukan gerak laku di ruang itu. serupa. nama-nama dirapalkan, mata-mata mencari, tangan-tangan sibuk mengetik pesan, mencari kabar. kaki-kaki menari cemas. dering ponsel sudah seperti lagu wajib putar, suara operator bahkan tak mampu meredamnya.
ajarkan tenang dalam diammu, "ini pura-pura, percayalah. membaca adalah caraku membunuh waktu menunggumu," kataku dalam batin.

antri tertib, seperti kita menggauli akronim First in First Out, siapa yang duluan masuk dia yang dilayani. masalahmu hanya cuma waktu. maukah bersabar? jam rolexmu pun tak akan mampu membeli waktu menunggu.
biar yang datang hadir menggenapi, dan pergi bersama hati, jika diminta. tugasmu, tugas kita cukup menunggu. tapi tak selalu itu. titian asa dan cita yang kamu bangun adalah jembatan. teriring doa, semoga waktu kali ini berpihak pada kita.
ruang itu wadah segala perasaan dinaungi. kamu hanya perlu membeli tiket ikhlas sebelum memasukinya. karena bisa jadi, yang kamu tunggu kedatangannya ternyata malah pergi selama-lamanya.
dan kini, aku, kamu, kita, ada di dalam pusaran ruang tunggu. sudah datang, duduk, dan melakukan banyak hal dan tinggal menunggu untuk dijemput pulang el maut.

1 comment:

  1. ruang tunggu adalah saksi bisu, tempat dimana tumpukan ekperesi yang dimulai dengan kecemasan kemudian diakhiri dengan kesedian ato bisa jadi kebahagian....

    jika rungan tunggu ini diizinkan untuk bicara ato pandai menulis, maka dia akan menjadi pendongeng ato penulis yang memiliki jutaan kisah dari untuk dikisahkan....

    ReplyDelete