Saturday, January 02, 2010

Beda itu Indah dan Hebat

sebuah repost..

Tiga anak terlahir dari rahim yang sama, membawa sifat-sifat khas yang menurun dari sang orangtua. Bukan salah bunda mengandung, anak kedua tumbuh besar dengan kebodohannya dan sangat bengal. Bertanyalah sang mama,

"Kenapa kamu begitu berbeda dari kedua saudaramu? contohlah mereka!"

"Entahlah, mama. Aku memang beda dari mereka, itu berarti aku unik kan?" si anak bengal menjawab sekenanya.
Pahatan karya Tuhan berupa saya mungkin memanglah sengaja dibentuk unik. Pantas dihadirkan untuk memeriahkan suasana rumah yang sepi, ditampilkan sebagai badut penghibur yang konyol, bodoh dan bengal.
Si badut yang benci matematika, lebih menyukai mengarang bebas dan bikin puisi, tak butuh formula ribet njelimet yang bikin otak kusut, karena cukup andalkan imaji saja.

Si badut yang rela-rela saja sang papa lebih memilih mengambil rapor si kakak pandai atau si adik rajin. Alasan papa yang naif, karena lebih bangga dikerumuni dan ditanya layaknya selebritis, "Om, kakak pandai juara kelas lagi ya?" atau "Om, adik rajin ranking satu lagi ya?

Si badut yang membuat mamanya terheran-heran karena bisa tembus masuk jurusan IPA, padahal si badut bodoh benar soal rumus. Si badut yang masih juga dibeda-bedakan, karena hanya dia, satu-satunya anak yang gagal tembus masuk perguruan tinggi favorit.

Kami bertiga dikemas berbeda, pun ketiganya telah memiliki nasib hidupnya sendiri-sendiri. Si kakak, pemilik kulit sawo matang itu pandai, saya kagum pada keenceran otaknya. Lain si adik, dia keriting, hitam, mirip ambon manise dengan senyum manisnya, rajin dan tentu saja pintar. Saya kagum juga. Sedang saya, dinilai lebih menonjol dari segi interior, tapi eskteriornya dianggap kosong melompong. Si putih yang masa depannya terlihat suram, kelam. Entahlah, kakak pandai dan adik rajin bangga atau tidak ya punya saudara yang bengal ini.

Ketiganya tumbuh beriringan bersama pembedanya yang akan dibawa mereka sampai mati. Dalam tumbuh kembang itu, si badut sadar tak selamanya tubuh dan pikirannya akan serupa seperti itu saja dari masa ke masa. Meski si badut merasa unik dan berbeda, tapi si badut ingin kemasan pada dirinya sedikit dirombak. Dengan usaha dan kerja keras, tentunya. Bukan untuk menyenangkan hati sang mama papa, tapi untuk dirinya pribadi. Bukan agar si badut tak lagi dipandang sebelah mata, tapi hanya ingin menunjukkan bahwa si badut bisa dan mampu.

And here i am, sambil membenarkan kerah baju di depan cermin.."inilah saya, bukan lagi si badut konyol itu.."
Percayalah, sesuatu yang berbeda dan unik itu tak selamanya bikin orang memicingkan mata. Justru dengan keunikan itu kamu haruslah bersyukur atas segala kelebihan yang Tuhan berikan atasmu. Gali saja kelebihan itu lebih dalam, agar memancarkan yang indah dan hebat dalam dirimu.

No comments:

Post a Comment