Monday, January 04, 2010

Pendek dan Cemburu, Sebuah Berkah

sebuah repost..

Bertubuh pendek tak kunjung meninggi seringkali menjadi kecemasan banyak orang. Hingga lalu sebuah produk susu muncul demi membantu menjawab banyak kecemasan. "Tumbuh tuh ke atas, bukan ke samping". Begitulah kira-kira bunyi tag line iklannya. Dan tak usah lagi cemas, cukuplah minum susu itu tiap hari, dan tubuh terbantu untuk jadi tinggi.

Jika memang sudah menjadi kuasa Tuhan, entah pendek, tinggi, slim atau gemuk, terima saja. Apa boleh bikin. Sudah nasib. Tapi nasib buruk tak melulu membawa hidup seseorang lalu jadi buruk dan terpuruk, kan?. Justru nasib buruk terkadang bisa pula mendatangkan baik, seperti contoh, nasib Tom Cruise.

Tubuhnya yang pendek dibawah rata-rata pria-pria Eropa malah membuatnya digelari sebagai pria pendek terseksi di dunia. Pendek tubuhnya tak membuat Tom lantas tak percaya diri, justru dari kelemahannya itu, dia mampu mempesona banyak kaum hawa, termasuk Katie Holmes dan Nicole Kidman. Great job, Tom!

Namun benar adanya, dibalik kelemahan memang selalu bisa memunculkan rasa takut untuk menghadapi sesuatu. Seperti Tom yang cemas dan takut dengan nasib tubuhnya yang pendek dan lalu dia berubah posesif dan cemburu terhadap Katie. Saya dapati sebuah artikel yang membenarkan sifat cemburu yang dirasa Tom itu pada sebuah hasil riset.
Laporan riset yang dimuat dalam jurnal Evolution and Human Behaviour mengatakan bahwa pria pendek cenderung memiliki sifat pencemburu, sedang pria bertubuh jangkung cenderung tak cemburuan. Bisa jadi karena pria bertubuh tinggi lebih merasa percaya diri. Dengan tubuhnya yang tinggi menjulang, mereka sangat yakin mampu mempesona lawan jenisnya, bertindak penuh kuasa dan unggul dalam hal reproduksi. Hmm..
Tom atau pria bertubuh pendek lainnya merasa terancam akan kekuatan dan daya tarik para pesaingnya, si pria-pria bertubuh jangkung itu. Fenomena ketakutan pria-pria pendek ini bahkan begitu natural muncul di kehidupan satwa. Para pejantan bertubuh besar, kekar cenderung memenangi banyak pertarungan dan berkuasa serta memonopoli penuh sang betina.

Sebuah riset bisa jadi terlalu asal dan tak logis menyimpulkan hasil temuannya. Namun saya percaya, menjadi pendek atau tinggi bukanlah faktor utama yang berperan dalam mempengaruhi sifat cemburu seseorang, kok. Bahkan rasa serupa itu pun kerap menyerang saya, meski saya tak pendek-pendek amat *setidaknya mama saya menilai seperti itu*.

Cemburu itu rasa alami yang dimiliki setiap manusia manapun. Kalau kata kawan dekat saya, cemburu itu sebuah berkah, bahwa kita masih punya hati, punya rasa. Ya, inilah sebuah rasa yang bisa mendadak keluar karena timbulnya rasa takut dan cemas akan kehilangan yang dicinta, kehilangan juga power untuk menguasai seseorang. Bahwa kendali diri adalah obat terampuh mengatasi cemburu, sebuah tumor ganas yang bersemayam di dalam hati.
Menjadi pendek adalah berkah, jika kita mau mensyukuri itu. Pun, Tom telah bersyukur, mengucap 'thanks God', bahwa meski dirinya pendek, tapi tak lantas membuat rasa percaya dirinya surut, nyata-nyata Katie malah terpesona dan lalu jatuh cinta pada Tom. Sedang jika lalu cemburu itu hadir pada diri Tom, itu masih pula berkah. Bahwa Tom terikat hati pada Katie, tak ingin kehilangan cintanya.
Hei, kamu si tinggi yang pencemburu ataukah si pendek yang tak suka cemburu? ;)

No comments:

Post a Comment