Saturday, January 02, 2010

Rokok, Simbol Kejantanan Pria?

sebuah repost..

Jika uni Sabai bisa memahami prianya heboh dengan bola bundar yang menggelinding di lapangan dan direbutkan 22 orang, saya pun memahami itu pada pria saya, karena dia juga penikmat bola.


Ya, bola dan pria, saling mengikat kuat. Sama kuatnya dengan gambaran pria pada sebatang rokok. Para pria perokok yang selalu tampak 'manly' dan begitu jantan ketika menghembuskan kepulan asap rokoknya ke udara. Seksi!

Lihat pencitraan yang ditampilkan pada seorang bintang iklan rokok, tampak selalu begitu sempurna, dengan tubuh atletis, dada berbidang, perut rata, ditopang dengan bahu kekar dan rahang tegasnya. Pria gagah dan keren yang pantas disandingkan dengan wanita cantik manapun.

Pada pria ini lalu dihadapkan sebuah realita gaya hidup modern, penuh kemapanan. Hidup yang diperciki dengan bumbu cita rasa kesuksesan. Bahwa dengan rokok, karir atau kehidupan percintaan mereka bisa begitu mudah di raih dan akan berakhir dengan kesuksesan dan kebahagiaan. Hiperbolik?, jelas!

Bahkan pria-pria perokok ini tak pernah lepas dari pencitraan seorang adventurer, penyuka tantangan, penggila olah raga pemacu adrenalin. Bagi mereka, tantangan bukan untuk ditakuti tapi untuk dihadapi, sekeras apapun itu. Ego pada pria yang muncul begitu kuat, tapi diam-diam banyak wanita malah menyukai itu, termasuk saya.

Tak ada yang salah dengan iklan rokok yang memasang bintangnya serupawan mungkin atau alur cerita pada iklan dibuat amat sangat dramatis sekali. Sah-sah saja, lhah wong ini bagian dari proses menarik peminat, kok. Tak melibatkan SPG cantik dan seksi yang berjejer di stan produk rokok, karena produk memang tidak sedang dipasarkan secara verbal. Tetapi disuguhkan berupa visualisasi, penggambaran iklan yang dibuat sebagus mungkin, semewah mungkin, hingga selalu saja iklan rokok merek tertentu dibuat begitu kolosal. Keren!

Back to topic. Lalu, bagaimana dengan pria saya, pria kamu atau kalian, yang sama sekali bukan penikmat rokok? mereka tak cukup jantan kah? atau lantas surutkah karir dan kehidupan percintaannya karena mereka begitu bodoh meninggalkan rokok?

Pencitraan hebat tentang seorang pria dan rokoknya sudahkah terlanjur kuat melekat, hingga jantan dan sukses lalu diidentikkan pria pada sebatang rokok?

Sebodo amat dengan rokok. Meski pria saya bukanlah penikmat rokok, kejantanannnya tak lantas jadi surut atau lebih parah karirnya tak secemerlang para perokok-perokok itu *sila kalau mau dibilang saya narsis*. Berhenti merokok adalah keputusannya yang patut saya acungi jempol, dan saya mendukungnya penuh.

Tak mudah bagi dia melepaskan diri dari jerat benda yang bisa membuatnya lari dari penat. Dan saat saya tanya apa alasannya berhenti merokok, dia hanya menjawab singkat, jelas, tepat dan mengena..
"aku masih sayang paru-paru dan isi dompet di kantongku, dear.." :))

No comments:

Post a Comment